Perpaduan antara material ringan dan luxorious laces melebur jadi satu dalam siluet yang dipadu padankan yang terdiri dari low back, capes, cloak dan beragam gaun panjang nan romantis.
Sayangnya, kesan elegan glamor, seksi dan klasik dari rancangan Bramanta Wijaya harus ternodai dengan kesulitan para model cantik yang berjalan di atas catwalk.
Alas kaki bertumit tinggi yang juga dihiasi dengan imbuhan mutiara atau beadings beberapa seringkali tersangkut dengan gaun klasik seksi bergaya sheer tersebut sehingga merusak suasana glamor dan indah yang sedang dibangun saat presentasi koleksi dari Bramanta Wijaya.
Peragaan busana Malang Fashion Trend pun dilanjutkan dengan koleksi dari Elma Faricha.
Deretan busana hijab bergaya clean-cut dan simpel elegan dihadirkan oleh Elma dalam palet merah, krem atau nude serta pink.
Styling hijab yang bergaya draperi sepintas membuat Stylo Grid.ID berpikir bahwa Elma mencoba menerjemahkan gaya headpieces pramugari maskapai Emirates Airways dengan paduan warnanya yang sangat ikonik.
(Ungkapan Kebebasan Desainer Eddy Betty dalam 79 Koleksi Busana Couture di Fashion Show Liberte )
Dari sisi komersial, jelas koleksi busana Elma memiliki nilai jual karena busana polos semestinya lebih banyak peminatnya.
Namun, dari sisi koleksi yang diperuntukkan bagi Malang Fashion Trend, Elma belum memberikan ‘perbedaan’ yang spesifik dalam karya busananya kali ini.
Masih dengan koleksi busana hijab, Mudrika Paradise menawarkan pilihan motif lainnya di Malang Fashion Trend.
Cermat dalam memilih konsep ‘seimbang’ dalam styling koleksinya, Mudrika Paradise memadukan hijab bergaya simpel berwarna putih polos yang diberi aksen pita besar dengan busana bermotif bertumpuk bersiluet H-line.
Sementara desainer Oka Zulkarnain pun menitikberatkan rancangannya pada potongan lengan yang beraneka ragam berukuran tiga per empat dan tujuh per delapan serta model kerah yang senada.
Gaya draperi dan ruffles serta puff pun hadir menghiasi koleksi tabrak warna dan motif milik Oka Zulkarnain.
Stylo Grid.ID pun kembali dibuat tersanjung dengan rancangan berikutnya karya Weda Githa.
Gaya kontemporer dipilih Weda dengan memadukan berbagai kain sarong dan ragam jenis luaran semisal kimono dan jaket pada busana pria miliknya.
Permainan layering menjadi tajuk utama dari koleksi Weda Githa dengan penambahan gaya volume melalui pemakaian celana hareem dan lengan berpotongan lebar.
Peragaan busana pun ditutup dengan rancangan busana dari desainer muda Aldre.
Koleksi busana kaum adam disajikan Aldre dalan rona hitam dan abu-abu.
Sayang sekali, meski ditujukan sebagai styling, namun ada beberapa looks dan ornamen dari rancangan Aldre yang tidak memiliki unsur ‘komersial’ bagi sebuah koleksi busana pria.
Malang Fashion Trend 2018 ditutup dengan finale semua koleksi para desainer yang berpartisipasi serta para pendukung acara dan desainer Indonesian Fashion Chamber.
Dari beberapa kekurangan di sana sini, Malang Fashion Trend patut diacungi jempol karena mampu menghadirkan presentasi busana yang terbilang baik dan memukau.
Congratulations! (*)
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |