Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Gunung Merapi di perbatasan wilayah Sleman (Yogyakarta), Magelang, dan Boyolali mengalami erupsi pada hari ini.
Erupsi terjadi pada Jumat (11/5/2018) tepatnya pada pukul 07.54 WIB.
Erupsi diawali dengan gempa bumi berdurasi 5 menit.
Kemudian diikuti dengan letusan berupa awan debu vulkanik atau yang kerap disebut sebagai wedhus gembel dengan ketinggian mencapai 5500 meter di atas puncak Gunung Merapi.
Baca : Begini Potret Kelabu Kota Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi
Pasca erupsi, warga yang tinggal di radius 5 km dari puncak Merapi segera dievakuasi.
Akibat erupsi ini, Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta sempat dinyatakan tutup selama sementara.
Serta pengosongan aktivitas di kawasan wisata di seputar lereng Gunung Merapi termasuk Kaliurang.
Ini adalah kali pertama Gunung Merapi mengalami erupsi yang cukup hebat semenjak 2010 lalu.
Baca : Pasca Erupsi Vulkanik, Pendakian Gunung Merapi Ditutup Sementara Waktu
Hujan abu dilaporkan terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang, yakni Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, serta Ngemplak.
Meski hujan abu tidak terlalu tebal, ada baiknya masyarakat lebih waspada karena debu vulkanik ini bisa membahayakan saluran pernapasan.
Warga dihimbau untuk mengenakan masker pelindung saat beraktivitas, terutama sampai status Gunung Merapi benar-benar stabil dan tidak lagi muncul kepulan awan debu dari puncak kawah.
Meskipun berbahaya bagi kesehatan, ternyata debu vulkanis punya sisi lain, yaitu manfaat bagi kesuburan tanah.
Baca : Alami Erupsi Vulkanik, Beginilah Kondisi Puncak Gunung Merapi Beberapa Jam Setelahnya
Bukan cuma itu, ternyata ada manfaat lagi yang jarang diketahui orang.
Melansir sebuah artikel terbitan The Telegraph (20/4/2010), debu vulkanik mengandung beragam senyawa yang mampu menutrisi serta meregenerasi lapisan tanah.
Collin Dale dari Notcutts Garden Centre mengungkapkan pada The Telegraph bahwa abu vulkanis bisa mencegah terbentuknya ruang udara di dalam tanah sehingga melindungi tanaman dari resiko perubahan suhu yang tidak stabil.
Yang jarang diketahui orang, abu vulkanis juga bisa menahan air lebih lama di dalam tanah, sehingga mendorong perkembangan bakteri baik.
Baca : Gunung Merapi Erupsi, Waspadai 3 Dampak Debu Vulkanik Bagi Kesehatan
Bukan cuma itu, Dale juga menambahkan bahwa abu vulkanis bisa mempercepat perkecambahan tanaman yang ditanam dengan media biji.
Tapi perlu diwaspadai, sebaiknya cuci bersih dulu setiap varian sayur dan buah yang terpapar abu vulkanis.
Bagaimanapun, abu vulkanis tidak terbuat dari material yang aman untuk dikonsumsi. (*)
Source | : | The Telegraph |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |