Bagi pemerintah Korea Utara, penyebaran agama merupakan hal yang sangat berbahaya, tak ayal untuk sekadar berkeyakinan pun warga Korut didera ancaman tak berkesudahan
Grid.ID - Kelaparan dan kemiskinan jadi 'bencana yang diciptakan pemerintah Korea Utara' bagi jutaan rakyatnya.
Dua hal ini merupakan salah dua cara pemerintah Korut mengontrol dan menindas rakyat.
Hal lain, rakyat Korut sangat dibatasi dalam menerima dan mendengarkan informasi.
Warga Korut tidak diperbolehkan membaca konten yang bersumber dari media internasional.
Donald Trump Tidak Lebih Baik dari Kim Jong Un, Mengapa?
Laporan Reporters Without Borders menyebut warga yang ketahuan melihat, membaca dan mendengar konten media internasional akan dipenjara.
Belum lagi akses internet yang sangat minim dan hanya tersedia bagi kalangan eksekutif di ibukota, Pyongyang.
Minimnya akses pada segala hal diperparah dengan represi pemerintah yang kelewat bengis.
Siapa saja di Korut, yang melakukan aktivitas mencurigakan dan dianggap berseberangan dengan pemerintah dapat dengan mudah dipenjara.
Detik-detik Momen Bersejarah Pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump
Di Korea Utara, memenjarakan seseorang karena alasan sepele bukan hal yang asing: dari sekadar mononton DVD, membaca artikel luar negeri, hingga mencabut poster propaganda pemerintah, segala yang dianggap berbahaya bagi rezim Kim Jong Un layak diberangus.
Tak hanya itu, kebebasan berkeyakinan pun dikontrol ketat.
Pemerintah Korea Utara menganggap penyebaran agama merupakan hal yang paling berbahaya.
Dan di antara sekian keyakinan yang tumbuh di Korut, mereka menyebut agama Kristen sebagai musuh utama negara.
Kisah Pembelot Korea Utara, Melarikan Diri dan Makan Tikus Demi Bertahan Hidup
Dinasti Jong Un menyebutnya 'ancaman yang paling serius' sebab menyediakan platform yang mewadahi organisasi dan interaksi sosial-politik di luar wilayah Korut, lapor PBB.
Umat nasrani dilarang mempraktikkan agama mereka dan jika tertangkap akan dihukum berat, tulis laporan tersebut.
Dalam wawancara dengan NY Times medio 2012, empat warga Korea Utara mengaku mendapat ancaman akan disiksa dan dipenjara jika mereka berbicara pada wartawan atau misionaris Kristen soal pembatasan berkeyakinan di Korea Utara.
35 Tahun Menghilang, Anggota AU AS Ditemukan Kembali
"Jika pemerintah tahu saya sedang membaca Alkitab, saya bisa dihukum mati," ujar wanita yang tak disebutkan namanya.
Dalam sebuah rilisan tahun 2018, Kelompok Kristen Open Doors, menempatkan Korea Utara sebagai negara terburuk bagi umat Nasrani.
Sementara itu, Reuters melaporkan sejumlah gereja yang didirikan di Korea Utara hanya digunakan sebatas simbol bahwa negara mengakui kebebasan beragama.
Tidak seikit warga Korut yang mengaku gereja hanya dijadikan pajangan bagi warga asing dan wisatawan.
"Umat Nasrani di Korea Utara hidup dalam bahaya. Tidak sedikit dari mereka dihukum dalam kamp-kamp pekerja dan dieksekusi mati," tandas Benedict Rogers dari Christian Solidarity Worldwide.
"Rezim Korut menuntut kesetiaan mutlak rakyatnya dan mereka menganggap agama dapat merusak ideologi kenegaraan," tutup Benedict. (*)
Source | : | Reuters,CBS News,ny times |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |