Laporan Wartawan Grid.ID, Esti Ayu Hutami
Grid.ID - Pasangan Samuel Zylgwyn dan Franda memang sedang bahagia-bahagianya karena baru saja dikaruniai putri pertama.
Bayi lucu dan menggemaskan bernama Zylvechia Ecclesie Heckenbucker ini akhir-akhir ini jadi sorotan netizen nih.
Semua itu karena kaki buah hati Franda yang kerap disapa Vechia ini nampak bintik-bintik kemerahan saat berfoto bersama Ibundanya.
(BACA JUGA: Bawa Kroasia ke Final Piala Dunia 2018, Masa Kecil Modric Penuh Luka)
Mencoba menjelaskan pada netizen yang peduli dengan keadaan buah hatinya, Franda menyampaikan.
"Kalo orang jawa bilang itu blorok, artinya anaknya masih bisa gendut lagi," kata Franda, Selasa (10/7)
Yap memang kondisi yang dialami buah hati Franda ini bukan gejala dari suatu penyakit.
(BACA JUGA: Berawal dari Bully, Valerie Thomas dan Rafi Haikal Jadi Sepasang Kekasih)
Terlepas dari itu, para orangtua harus tetap paham nih kondisi bintik merah atau ruam yang sering terjadi pada balita.
Berikut Grid.ID sudah punya infonya melansir dari Tabloid Nova, 5 sebab bintik merah pada balita.
1. Eksim
Miriam Weinstein, seorang dokter kulit anak di Rumah Sakit Anak Toronto mengatakan eksim atau yang juga disebut dermatitis atopik adalah kondisi kulit kronis yang mempengaruhi sekitar 17% anak-anak.
Eksim biasanya disebabkan karena kulit tidak mampu menjaga kelembapan dan terjadi iritasi.
Akibatnya kulit menjadi kering, gatal dan meradang.
(BACA JUGA: Cara Nia Ramadhani Ajarkan Rasa Disiplin dan Tanggung Jawab pada Si Buah Hati)
Tanda anak mengalami eksim, yaitu kulit akan terlihat kering, merah, timbul kelopek, dan bersisik.
Rasa gatal yang menggangggu kadang sampai membuat kulit berdarah.
Pada anak, eksim dapat memperburuk di area lipatan siku dan belakang lutut atau bagian kulit mana saja yang bisa mengalami iritasi akibat udara panas dan bahan pakaian.
(BACA JUGA: Salah Satu Alasan Behijab, Nikita Mirzani Mengaku Diganggu Ilmu Sihir)
2. Ruam panas
Ruam panas atau yang kerap disebut biang keringat merupakan kondisi gangguan kulit yang disebabkan karena kulit kurang mendapat cukup udara, sehingga akan terasa panas.
"Keringat terjebak di bawah kulit dan menyebabkannya menjadi merah dan membentuk tonjolan," jelas Tara Chobotuk, seorang dokter anak di Halifax.
Bayi sering mendapatkan ruam panas di musim dingin, ketika ia diberi terlalu banyak lapisan.
"Bayi bisa mengalami kesulitan mengatur suhu tubuh, dan mereka bisa mengalami dehidrasi cepat. Pastikan mereka merasa nyaman dan tidak panas," tambahnya.
(BACA JUGA: Kenali Tanda Depresi pada Anak, Salah Satunya Banyak Dialami Si Kecil)
3. Gatal
Gatal adalah reaksi tubuh terhadap alergen atau virus.
Penyebab paling umum pada anak-anak adalah virus dari perut.
Alergen atau virus mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh yang melepaskan histamin, sehingga menyebabkan kulit sering bintik-bintik kecil merah dan gatal.
Terkadang gatal dapat timbul dalam beberapa menit atau jam, tapi juga bisa timbul dalam waktu satu atau dua hari.
(BACA JUGA: Indonesia Cetak Sejarah Jadi Juara Dunia Pertama Kalinya Kejuaraan Lari 100 Meter Putra Atletik)
4. Kulit pecah-pecah
Kulit pecah-pecah teriritasi, merah dan bersisik umum terjadi di udara dingin, ketika wajah dan tangan anak-anak sering terkena dingin dan angin.
Seringnya mencuci tangan menyebabkan punggung tangan menjadi kering dan sakit.
Anak-anak dengan bibir kering sering memiliki kecenderungan untuk menjilat, tapi air liur anak justru dapat memperburuk kulit di sekitar mulutnya.
Kulit pecah-pecah akan merah dan bersisik.
(BACA JUGA: 6 Fakta Ledakan Ruko Kebayoran Baru Jakarta yang Hanguskan 3 Ruko Sekaligus)
5. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak kadang-kadang disebut pula eksim kontak.
Dermatitis kontak adalah ruam yang muncul setelah kulit melakukan kontak, terjadi iritasi atau alergen.
Ini terlihat mirip dengan eksim, di mana kulit merah dan bersisik tapi lebih terlokalisasi.
(BACA JUGA: Si Buah Hati Rewel Karena Malas Sikat Gigi, Tenang Ini Tips dari Tya Ariestya)
Potensi iritasi bisa disebabkan oleh deterjen, jeruk atau bahkan air liur anak sendiri loh. (*)
Penulis | : | Esti Ayu Hutami |
Editor | : | Justina Nur L |