Find Us On Social Media :

Langkah Pengobatan Medis Pasien Kanker Serviks Sesuai dengan Stadiumnya

By Ridho Nugroho , Kamis, 20 April 2017 | 19:40 WIB

Menurut dr Najib Budhiwardoyo, SpOG dari RS Aisiyah Kudus - HaloDoc, empat stadium kanker leher rahim biasanya mendapat penanganan berikut.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ries Mariana

Grid.ID - Kanker serviks yang telah berkembang perlu penanganan sesuai dengan stadium kankernya.  

Menurut dr Najib Budhiwardoyo, SpOG dari RS Aisiyah Kudus - HaloDoc, empat stadium kanker leher rahim biasanya mendapat penanganan berikut.

(BACA JUGA: Sel Kanker Payudara Menggerogoti Paru-Paru Dan Tulang, Ini Penjelasanya)

Stadium I (ketika sel-sel kanker  masih berada di leher rahim): dengan Cone Biopsi atau Histerectomy (untuk yang sudah punya anakdenganjumlah yang dirasa cukup).

Cone biopsy – dokter Obstetri dan Ginekologi akan melakukan pemeriksa dengan mengambil  sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan.

Dengan cara ini dapat diidentifikasi perkembangan sel kankernya, dan segera ditentukan operasi untuk mengambil sel kankernya atau mengangkat uterus beserta leher rahimnya.

Pada stadium ini kemungkinan juga penderita juga menjalani radioterapi dengan menggunakan Sinar-X berkekuatan tinggi, baik secara internal maupun eksternal.

(BACA JUGA: Risiko Kanker Serviks pada Miss-V Bukan Hanya Karena Seks Bebas Saja, Tapi Juga Faktor Kebersihannya)

Stadium IA: Pasien menjalani radikal histerectomy diikuti dengan radioterapi.

Pada tahap ini kemungkinan dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi). Setelah operasi ini, besar kemungkinan wanita tidak bisa memiliki anak lagi.

Pasien juga menjalani radioterapi atau terapi radiasi  untuk merusak sel-sel kanker.

(BACA JUGA: Kanker Serviks Akan Menjadi Ganas Dalam 2-3 Tahun, Dokter: Sebelum Terjadi, Pasien Segera Lakukan Pemeriksaan Dini)   Stadium IB-IIA: pasien menjalani radikal hispatologi dengan lymphadenectomy pelvis diikuti dan diikuti dengan radioterapi internal dan eksternal.

Pada tahap ini pasien juga masih menjalani radioterapi untuk membunuh sel-sel kankernya.

Untuk mencegah kekurangan darah, biasanya sebelum radioterapi dilakuakn transfuse darah terlebih dulu.

Radioterapi ini biasanya dilakukan setelah pembedahan.

Belakangan, dokter seringkali melakukan kombinasi terapi, yaitu gabungan antara radioterapi dan kemoterapi, untuk mendapatkan hasil yang optimal.

(BACA JUGA: Salut! Kena Kanker Stadium 4, Pria Ini Malah Ingin Naik Gunung Tertinggi di Dunia)

Stadium IB-IVA: Pada tahap ini ukuran tumor penderita sudah lebih besar dari 4 cm. Bahkan kanker telah menyebar ke jaringan lainnya di luar serviks, seperti kandung kemih atau usus besar.

Pada tahap ini radioterapi tetap diberikan, biasanya langsung ke area panggul.

Radioterapi internal dilakukan dengan menanam bahan radioaktif ke dalam rahim atau leher rahim untuk membunuh sel-sel kanker.

(BACA JUGA: Wajib Waspada, 10 Kanker Ini Bisa Menjadi Pembunuh Mematikan bagi Wanita!)

Stadium IIB -IV: pasien menjalani  radioterapi dan kemoterapi, kurang lebih 6 siklus mingguan.

Untuk stadium akhir ini biasanya dokter menggabungkan kemoterapi dengan radioterapi. Kemoterapi untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul.  

Kemoterapi ini biasanya akan berdampak pada sel-sel tubuh lainnya yang masih sehat, juga ginjal.

Kemoterapi tidak bisa diberikan begitu saja. Menurut Najib, untuk melakukan kemoterapi, kondisi kesehatan pasien harus dalam kondisi baik.

“Ada syarat yang harus dipenuhi, misalnya hasil epmeriksaan darah, kadar hemoglobin minimal harus 10 gr/dl, dan lain-lain. Jadi lama tidaknya proses terapi juga tergantung kondisi fisik dan kesehatan pasiennya,” papar Najib mengakhiri wawancara Grid.ID. (*)