Find Us On Social Media :

Proses Evakuasi Tsunami Banten Terhambat Karena Banyak Desa Terisolir, Ini Langkah BNPB

By Lalu Hendri Bagus Setiawan, Selasa, 25 Desember 2018 | 15:21 WIB

epala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat ditemui Grid.ID dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur.

Laporan Wartawan Grid.ID - Lalu Hendri Bagus

Grid.ID - Bencana Tsunami yang terjadi di Banten pada 22 Desember 2018 lalu membuat masyarakat di beberapa desa khususnya di Kabupaten Pandeglang belum dapat dievakuasi.

Hal itu karena lokasi desa yang terisolir akibat jalanan yang rusak serta jembatan yang rubuh disebabkan oleh gempa.

Banyak netizen di media sosial yang menyuarakan masih banyaknya desa yang terisolir tersebut.

Baca Juga : Tersebar Foto Korban Tsunami Banten Mirip Anak Aa Jimmy, Faang Wali Lakukan Pencarian

Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menyadari hal tersebut. hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat ditemui Grid.ID dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur.

"Daerah di sini masih disisir mulai dari Tanjung Lesung sampai sumur akses terhambat jalan jalannya banyak yang rusak jembatan kecil putus," ujar Sutopo Purwo Nugroho.

Hal itu mengakibatkan tim SAR kesulitan untuk mengakses desa-desa tersebut.

"Otomatis dengan kondisi tersebut tim SAR dan alat berat untuk ke sini terhambat," ujarnya lagi.

Baca Juga : Luna Maya Pamerkan Foto-foto Masa Muda Sang Kakek yang Berwajah Bule dan Ganteng Banget

Hingga kini, alat berat terus dikerahkan untuK membangun kembali akses jalan dan jembatan yang rusak oleh gempa agar bisa dilalui oleh tim SAR.

"Oleh karena itu solusinya alat berat dikerahkan untuk mengerjakan jalan dan jembatan darurat," tuturnya.

Sutopo bahkan bercerita mengetahui persis kondisi jalan di Ujung Kulon lantaran dirinya juga pernah ke sana dalam rangka memberikan edukasi kebencanaan kepada masyarakat.

"Saya mengalami ke sana tahun lalu saya sosialisasi di Ujung kulon tentang kebencanaan masyarakat ribuan datang. Jalannya waktu itu rusak, jadi diperlukan alat berat dan tambahan personil," tutupnya. (*)