Find Us On Social Media :

Jangankan Bercinta, Mau Selonjor Saja Susah, Inilah Foto-foto Derita Para Penghuni Rumah 'Peti Mati' di Hong Kong

By Aji Bramastra, Kamis, 11 Mei 2017 | 04:16 WIB

Mereka disebut penghuni rumah peti mati.

 

GRID.ID - Seperti apa rasanya tinggal di rumah sempit?
Barangkali anda harus tanyakan itu ke sebagian warga Hong Kong ini.
Iya, rumah mereka begitu sempit sampai-sampai mereka disebut sebagai penghuni coffin home, atau rumah peti mati.
Tingginya harga untuk punya rumah di Hong Kong memaksa mereka untuk tinggal di rumah peti mati.
Mereka membagi-bagi flat yang sudah sempit, untuk kemudian ditinggali oleh beberapa orang.
Bayangkan saya, satu kakus dan dapur, harus dipakai bersama oleh 12 orang.
Jangan tanyakan bagaimana sempitnya.
Untuk tidur selonjor atau sekadar meluruskan kaki saja susahnya minta ampun.
Tak bisa dibayangkan,  bagaimana cara bagi suami istri yang ingin bercinta di sini.
PBB menyebut kondisi di Hong Kong ini sebagai penghinaan kepada harga diri umat manusia.
 
Tapi apa boleh buat, tingginya harga rumah di Hong Kong, tak membuat warga punya pilihan lain.
 
Dilansir oleh The Daily Mail, janda 2 anak, Li Suet-wen mengaku bingung harus menjawab pertanyaan anak-anaknya, mengapa mereka harus hidup di rumah peti mati.
 
Bayangkan, mereka bertiga tinggal di kamar seukuran 4 x 3 meter persegi.
 
Yang mengherankan, Li sebetulnya bukan orang miskin-miskin amat di Indonesia.
 
Sebagai karyawan di toko roti, ia mendapat bayaran sekitar Rp 7,7 juta per bulannya. 
 
Wong Tat-ming (63) malah lebih nestapa lagi nasibnya.
 
Ia tinggal di 'rumah' seukuran 1 x 2 meter persegi.
 
Kamarnya, bersebelahan persis dengan kakus dan wastafel, yang dipakai secara bergantian dengan 12 penghuni lain.
 
Yang bikin heran, rumahnya itu disewanya dengan harga tak murah.
 
Tiap bulan, ia harus membayar Rp 4,2 juta untuk kamar sekecil itu!
 
Bagi yang lebih beruntung, bisa bernafas lebih lega.
 
Tapi mereka tinggal di rumah triplek yang ada di bagian teratas rumah susun.
 
Hong Kong memang tengah mengalami krisis perumahan.
 
Dalam 5 tahun belakangan, harga sewa rumah naik 50 persen.
 
The Daily mail menyebut, harga yang dibayar untuk bisa punya rumah di Hong Kong adalah yang termahal sedunia.
 
Pada tahun 2014, terjadi demonstrasi besar-besaran di Hong Kong.
 
Para pemuda memprotes harga rumah yang terlalu mahal.
 
Ujung-ujungnya,  warga kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan layak.
 
Termasuk, soal melakukan urusan 'ranjang'.
 
Berikut foto-foto kondisi rumah peti mati di Hong Kong :