Find Us On Social Media :

Punya 3 Penyakit Ini Jangan Sampai Menghalangi Kamu Untuk Berpuasa, ya!

By Ridho Nugroho , Minggu, 28 Mei 2017 | 16:25 WIB

Tips buat kamu yang mengidap 3 jenis penyakit ini, ikuti saran pakar dan tetap menunaikan ibadah puasa, ya!

Grid.ID – Sebagian penderita diabetes, mag dan ginjal seringkali merasa khawatir untuk menjalankan ibadah puasa.

Ketakutan terbesar adalah penyakit bertambah parah atau justru menimbulkan efek samping lainnya karena dipaksakan berpuasa.

Padahal sebenarnya para pengidap penyakit seperti diabetes, mag atau ginjal tak perlu merisaukan kondisi tersebut selama sudah melakukan prosedur yang benar sesuai anjuran dokter.

(BACA JUGA: Bagi Penderita Diabetes, Inilah Syarat Penting Menjelang Puasa Ramadhan Agar Lancar)

Di antaranya ialah mengecek kondisi kesehatan terlebih dahulu seperti tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula.

Kamu juga bisa berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter tentang jadwal perubahan mengonsumsi obat terkait perubahan waktu makan dan minum.

Sebagaimana dikutip Grid.ID dari laporan Indira Permanasari Kompas.com, berikut tips yang bisa diikuti bagi pasien yang mengidap 3 penyakit ini:

(BACA JUGA: 9 Hal Ini Wajib Kamu Perhatikan Saat Sahur dan Buka Puasa, Agar Puasa Tetap Sehat)

Mag (Dispepsia) Menurut Ari Fahrial Syam dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia :

Untuk penderita mag gangguan fungsional yang terjadi karena makan yang tidak teratur, makanan camilan berlemak, minum kopi atau bersoda, merokok, dan stres, biasanya mag  malah membaik atau sembuh setelah berpuasa.

Produksi asam lambung akan turun.

Pasien mag disfungsional biasanya diberi obat penekan asam lambung seperti lanzoprazole dengan dosis 30 mg per hari selama seminggu.

Obat itu bekerja selama 12 jam.

Untuk penderita mag organik yang biasanya ditandai dengan adanya tukak pada lambung, tukak usus dua belas jari, polip, dan kanker, sebaiknya obati terlebih dahulu, karena mag organik dapat bertambah buruk saat berpuasa.

(BACA JUGA: Jadi Favorit Buka Puasa, Inilah 5 Fakta Tentang Kurma, Ternyata Bisa Buat Obat Lho)

Perlu diperhatikan untuk penderita mag: Hindari makanan yang mengandung gas, yang memicu asam lambung, sulit dicerna, memperlambat pengosongan lambung, dan melemahkan klep kerongkongan bawah.

Diabetes Pendapat Tri Juli Edi T dari Divisi Metabolik Endoktrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam:

Sebaiknya kontrol terlebih dahulu ke dokter.

Penderita berisiko sangat tinggi, antara lain penderita diabetes yang sedang hamil dan gula darah sering turun, jika memutuskan berpuasa harus di bawah pengawasan ketat dokter, termasuk pengaturan pemakaian obat, waktu dan dosisnya

Makanan yang dikonsumsi ketika berpuasa tidak jauh berbeda dari sebelumnya.

Jumlah kalori yang dikonsumsi sama, tetapi jadwal makan saja yang berubah.

(BACA JUGA: Ternyata Sayuran Ini Berbahaya Bagi Penderita Diabetes, Kamu Perlu Tahu!)

Yang perlu diperhatikan penderita diabetes: Porsi kalori 50 persen saat buka puasa, 10 persen setelah tarawih, dan 40 persen saat sahur.

Pilih karbohidrat kompleks yang butuh pembakaran lama sekitar 8 jam.

Kurangi lemak, dan perbanyak serat.

Minum juga harus cukup, yakni delapan gelas setiap hari.

Monitor gula darah. Puasa harus dibatalkan jika gula darah turun menjadi 60 mg/dl atau kurang.

Periksa gula darah tidak berarti membatalkan puasa.

(BACA JUGA: Ngeri, Penyakit Diabetes Bisa Merusak Mata, Saraf dan Jantung)

Ginjal Imam Effendi dari Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI:

Penyakit batu ginjal stadium awal sangat membutuhkan minum hingga 4 liter per hari.

Jika lalai, batu ginjal dapat bertambah parah. ”Kebutuhan minum air yang banyak itu sulit dipenuhi pada saat Ramadhan.

Alternatifnya puasa berselang-seling dan bayar fidiah,” ujarnya.

Bagi penderita ginjal kronik, baik yang belum maupun sudah dialisis, berpuasa malah sangat bagus.

Pengeluaran urine penderita kronik menurun drastis.

(BACA JUGA: Diet Ketogenik: Buat Apa Kadar Gula darah Normal Tapi Jantung atau Ginjal Rusak?)

Bahkan, pada penderita yang sudah dialisis, terkadang urine tidak keluar sama sekali.

Pengeluaran air dilakukan ketika cuci darah. Lantaran urine sangat sedikit, mereka tidak boleh terlalu banyak minum.

Setelah cuci darah hanya boleh minum 500 ml (dua gelas)  plus jumlah air  sebanyak urine yang keluar.

Kelebihan air dan gangguan elektrolit kerap menjadi penyebab utama kematian penderita ginjal kronik.

Komposisi makanan penderita ginjal saat berpuasa tidak berbeda dari sebelumnya.

(BACA JUGA: Hati-hati, Diet Ini Punya Risiko Merusak Organ Tubuh, Mulai Dari Jantung Hingga Ginjal)

Awali waktu buka dengan makanan ringan, seperti beberapa butir kurma, dan makan berat setelah maghrib secara bertahap atau tidak kalap.

Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan tinggi serat.

Istirahat harus cukup dan olahraga ringan tetap dilakukan.

Naskah ini pernah dimuat di Kompas.com berjudul “Puasa, Sakit Bukan Alasan…” , Kompas com (10/08/2010)