Find Us On Social Media :

Nggak Nyangka! Jumlah Anak dari Wanita Ini Hampir Sama dengan Umurnya, Berapa ya?

By Afif Khoirul M, Selasa, 26 September 2017 | 01:29 WIB

Foto Keluarga

Grid.ID - Seorang wanita bernama Mariam Nabatanzi Barbiye, menikah disaat usianya beranjak 12 tahun.   Tinggal di Desa Kabimbiri, Distrik Mukono, Uganda, ia menikah dengan seorang pria yang kini berusia 40 tahun.   Dikaruniai sepasang anak kembar setahun setelah pernikahan yang dilangsungkan tahun 1993.   Kemudian ia terus melahirkan anak - anak hasil buah cinta dengan suaminya.

( BACA : Penyebab Keputihan yang Harus Menjadi Perhatianmu )   Dilansir dari Laman Daily Monitor, Barbiye melahirkan 4 bayi triplets, 3 bayi quadraplets dan sepasang bayi kembar.   Total ada 38 orang anak di usianya yang baru 37 tahun dan diperkirakan akan terus bertambah.   Anak tertuanya berumur 23 tahun dan yang termuda baru berusia 4 bulan.

Barbiye sempat mengungkapkan keinginannnya untuk berhenti melahirkan, melihat anaknya yang kala itu sudah berjumlah 18 orang.

( BACA : Bersama Suami di Paris, Penampilan Shandy Aulia Ini Dijamin Bikin Gregetan, Netizen: “Aduuuuh Bodynya Idaman Banget” )   Ia pun sempat berkonsultasi dengan dokter terkait permasalahannya ini.   Siapa sangka, dikutip dari hasil wawancaranya dengan Daily Monitor, Barbiye akan meninggal jika ia berhenti melahirkan.

Menurut dokter yang ia temui, ovarium Barbiye mengandung banyak telur yang harus dibuahi.   Ia akan mengalami gangguan kesehatan bahkan kematian jika telur dalam indung telurnya tidak dibuahi.

( BACA : Marsha Timothy dan Vino G. Bastian Ogah Paksa Anak Jadi Artis! )   Seorang ahli kandungan dari Rumah Sakit Mulago, dr. Charles Kingdu, mengatakan bahwa kasus yang dialami Barbiye ini merupakan kasus genetik.   Pengakuan Barbiye kepada Daily Monitor, ayahnya juga memiliki banyak anak, berjumlah 45 orang, dari ibu yang berbeda.   Oleh karena itu, Barbiye akan terus melahirkan bayi - bayi kembar, triplets bahkan quadraplets karena indung telurnya akan melepaskan lebih dari satu telur untuk dibuahi.   Bahkan ia pernah jatuh sakit hingga hampir koma ketika mencoba untuk berhenti melahirkan.   Keinginan untuk tidak menambah momongan ini didorong perlakuan suaminya yang kerap melakukan kekerasan terhadap dirinya.   Suaminya juga tidak memberikan nafkah finansial untuk dirinya dan anak - anaknya.   Sehingga ia harus mengurus sendiri semua keperluan anak - anaknya dibantu dengan anak tertuanya.   Jumlah anak yang banyak itu memaksa dirinya bekerja lebih keras untuk menghidupi 38 anaknya.

(*)