Find Us On Social Media :

Jadi Aktor Berbayaran Termahal di Era 80-an, Roy Marten Miliki Rumah Luas Bergaya Tempo Dulu di Jakarta Timur

By Puput Akad Ningtyas Pratiwi, Rabu, 21 Agustus 2019 | 07:05 WIB

Jadi Aktor Berbayaran Termahal di Era 80-an, Roy Marten Miliki Rumah Luas Bergaya Tempo Dulu di Jakarta Timur

Baca Juga: Berani Tampil Polos Seksi Pakai Korset, Gisella Anastasia Diserbu Kritik Pedas Netizen

"Jadi tahun 1977, honor artis itu paling tinggi 2 juta. Angka psikologis 2 juta itu nggak pernah bisa lebih. Saya berpikir kenapa nggak bisa lebih? Saya coba naikkan 3 juta," jawabnya.

Merasa kerja keras para aktor seharusnya dihargai dengan honor lebih besar, Roy lantas membujuk rekan sesama artis untuk mematok standar tinggi.

"Saya kemudian bilang sama Robby (Sugara). Rob, kita pasang standar 5 juta. Itu ngangetin. Itu suatu angka yang tidak mungkin," kenangnya.

Baca Juga: Capai Usia Pernikahan 33 Tahun, Roy Marten Bongkar Rahasia Keawetan Rumah Tangganya

Angka tersebut tentunya adalah angka yang fantastis di masa mengingat harga sebuah rumah di kawasan Pulomas, Jakarta Timur saat itu masih berharga Rp 13 juta."Saya hubungi Yenny (Rachman), Yati (Octavia). Kita jangan pernah kurang dari 5 juta. Ternyata 7 juta, 8 juta, 10 juta, sampai 40-50 juta. Satu rumah saya beli di Pulomas 13 juta," ia melanjutkan.

Tak heran, jika kini Roy Marten memiliki sebuah rumah berukuran luas di kawasan Jakarta Timur.

Baca Juga: Sambil Menahan Air Mata, Roy Marten Beri Pesan Khusus untuk Gading Marten dan Gempi: Saya Selalu Emosional tentang Gading dan Gempi

Uniknya, rumah luas ini punya desain bergaya tempo dulu lengkap dengan hiasan ukir-ukiran kayu jati.

Yuk intip deretan potret isi rumah Roy Marten di Jakarta Timur yang dihimpun Grid.ID dari YouTube Alvin & Friends.

1. Halaman depan

Kesan luas langsung tertangkap begitu memasuki bagian depan rumah lantaran kita langsung disambut dengan sebuah halaman yang luasnya bak lapangan bola.

Baca Juga: Dengar Kisah di Balik Piala Citra yang Disabet Gading Marten, Roy Marten Menangis Haru: Saya Selalu Emosional tentang Gading dan Gempi