Find Us On Social Media :

Hanya Bisa Andalkan China di Tengah Krisis Corona, Presiden Serbia yang Frustasi Tangani Corona: Solidaritas Eropa Kini Hanya Mimpi

By Intisari Online, Rabu, 25 Maret 2020 | 17:49 WIB

Ilustrasi

Grid.ID - Eropa modern dibangun di atas gagasan menyatukan negara-negara dengan menghilangkan batas.

Tetapi dalam waktu hanya satu minggu, pandemi virus corona telah menyebabkan negara-negara menerapkan kembali perbatasan yang ketat di seluruh benua.

Melansir The Washington Post, Rabu (18/3/2020), para pemimpin dari 26 negara Eropa juga sepakat pada Selasa untuk menutup perbatasan eksternal mereka dengan sebagian besar nonresiden untuk pertama kalinya.

"Kami dihadapkan dengan krisis serius, yang luar biasa dalam hal besarnya dan sifatnya," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel Selasa malam. “Kami ingin menekan kembali ancaman ini. Kami ingin memperlambat penyebaran virus ini."

Baca Juga: Sebelumnya Tubuhnya Sangat Sehat, Bocah 5 Tahun Ini Mendadak Terbaring Tak Berdaya Karena Corona: Ibu, Apakah Aku akan Mati?

Para pemimpin lain mengutarakannya dalam istilah perang, "Kami berperang," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Hingga pekan lalu, warga negara Uni Eropa dapat bergerak melintasi benua dengan mudah, seperti seorang Polandia dapat menyeberang ke Jerman, bahkan ketika virus perlahan menyebar ke seluruh populasinya.

Namun pada Selasa, 19 negara di wilayah Eropa yang sebelumnya bebas perbatasan telah memberlakukan kontrol perbatasan baru.

Karena negara-negara Eropa tidak lagi dibangun untuk menjadi swasembada dan tidak ada negara yang memproduksi atau menumbuhkan semua yang dibutuhkannya, efek dari blokade internal dapat dengan cepat menjadi bencana.

Halaman selanjutnya...