Find Us On Social Media :

Laut China Selatan Berpotensi Perang, Menlu Retno Marsudi Justru Ajak Australia Gabung dengan ASEAN

By Sosok.id, Sabtu, 12 September 2020 | 20:13 WIB

Ilustrasi kegiatan pembagunan China di Laut China Selatan

Grid.ID - Wakil Perdana Menteri Vietnam dan Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh memimpin pertemuan video dengan para menteri luar negeri dari ASEAN di Hanoi pada hari Rabu (9/9/2020).

Setiap tahun, 10 negara ASEAN mengumpulkan kekuatan besar dengan kepentingan di Asia Tenggara, menawarkan panggung untuk persaingan diplomatik dan dinamika geopolitik.

Sama halnya dengan tahun ini. Meskipun Vietnam sebagai ketua blok harus melakukan pertemuan empat hari itu secara virtual sebagai akibat dari pandemi covid-19 yang masih merebak saat ini.

Di antara masalah yang paling diperdebatkan dalam agenda adalah sengketa Laut China Selatan, yang telah menjadi titik nyala meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China di wilayah tersebut.

Baca Juga: Kekuatan Militernya Jauh Lebih Lemah Ketimbang Indonesia, Nyatanya Negara Kecil di ASEAN ini Punya Nyali Paling Besar, Berani Tantang China di Laut China Selatan

Melansir Jakarta Post, Sabtu (12/9), ketegangan di Laut China Selatan kian memuncak, dengan AS bulan lalu memberi sanksi kepada 24 perusahaan milik China yang dituduh membantu dalam pembangunan militer Beijing di Laut China Selatan.

Pertemuan tingkat menteri ASEAN tahun ini juga dilakukan beberapa hari setelah Beijing meluncurkan rudal balistik di jalur perairan yang kaya sumber daya itu sebagai bagian dari latihan tembakan langsung.

Namun Indonesia dan ASEAN pada umumnya terus menyerukan menahan diri dari semua pihak, agar tidak memperumit situasi yang sudah tegang.

Dalam pidato di Pertemuan Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur ke-10 (EAS) pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan aktivitas Angkatan Laut AS baru-baru ini mengganggu konsultasi antara negaranya dan anggota ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan mereka.

BACA SELANJUTNYA>>