Find Us On Social Media :

'Kesehatan Tak Dijamin, Pendidikan Tetap Minim', 'Hanya Ada Rentetan Peluru dan Pembunuhan', Inikah Suara Hati Rakyat Papua?

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 1 Oktober 2020 | 16:54 WIB

Kerusuhan Kembali Pecah di Papua

Grid.ID - Kerusuhan telah berkobar di wilayah Indonesia yang bergolak di Papua dengan tembakan polisi selama protes oleh ratusan mahasiswa di ibu kota provinsi, Jayapura.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (29/9/2020), mereka berdemonstrasi menentang rencana untuk memperpanjang undang-undang otonomi khusus yang menurut para pengunjuk rasa tidak cukup membantu orang-orang di salah satu daerah termiskin di negara itu.

Undang-Undang Otonomi Khusus 2001, yang akan berakhir pada 2021, seharusnya memberi provinsi Papua dan Papua Barat bagian pendapatan yang lebih besar dari sumber daya alam mereka yang kaya dan otonomi politik yang lebih besar.

Papua yang dikuasai Indonesia dan Papua Barat membentuk bagian barat pulau New Guinea.

Baca Juga: Perang Armenia-Azerbaijan Kian Memanas Setelah Rudal Tua 'Tukang Ngamuk' Ini Mulai Digunakan

Kontrol politik wilayah tersebut telah diperebutkan selama lebih dari setengah abad dan Indonesia secara konsisten dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan dengan kekerasan terhadap gerakan kemerdekaan di wilayah tersebut.

Para pengunjuk rasa pro-kemerdekaan mengatakan undang-undang otonomi khusus digunakan untuk menekan gerakan kemerdekaan Papua, dan menuntut referendum pemisahan diri dari Indonesia.

“Meski ada dana, perawatan kesehatan tidak dijamin dan pendidikan tetap minim,” kata mahasiswa Ayus Heluka melalui telepon setelah menghadiri rapat umum Senin di Universitas Cendrawasih di ibu kota Papua, Jayapura.

Juru bicara kepolisian Papua Ahmad Kamal membenarkan melalui telepon bahwa polisi telah melepaskan tembakan peringatan tetapi membantah klaim pengunjuk rasa pada rapat umum bahwa dua mahasiswa telah terluka dan tiga ditangkap.

Halaman selanjutnya...