Find Us On Social Media :

Menaker: Miliki Karakter Pancasila adalah Kunci untuk Jadi SDM Unggul

By Yussy Maulia, Senin, 12 Juni 2023 | 15:22 WIB

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyampaikan pidatonya di USM Semarang.

Grid.ID - Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan dapat bersaing di ranah global menjadi salah satu program kerja prioritas pemerintah Indonesia.

Dalam mewujudkan penciptaan SDM yang unggul, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Hal itu dia sampaikan dalam pidato pada acara Pengukuhan Prof Dr Rini Sugiarti M.Si, Psikolog sebagai Guru Besar bidang Psikologi di Universitas Semarang (USM), Semarang, Sabtu (10/6/2023)."Pancasila memberikan warna dan corak Indonesia sebagai sebuah bangsa. Oleh karena itu, Pancasila selain menjadi dasar negara juga menjadi karakter bagi SDM bangsa kita," kata Menteri Ida.

Baca Juga: Ciptakan Tempat Kerja Aman dari Kekerasan Seksual, Kemenaker Terbitkan Kepmenaker No 88 Tahun 2023

Adapun karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila menurut Ida adalah, pertama, memiliki keterampilan teknis yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Kedua, memiliki karakter yang kuat seperti memiliki sikap jujur, pekerja keras, semangat gotong royong, dan bertanggung jawab. Ketiga, sehat secara jasmani dan rohani.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Ida juga menyampaikan apresiasi kepada Prof Rini yang telah menyusun penelitian berjudul "Implementasi Pendidikan Karakter: Paradigma Pengelolaan Sumberdaya Manusia (Sdm) Dalam Menghadapi Kompetisi Global".

"Saya mengucapkan selamat kepada Ibu Prof Dr Rini Sugiarti M.Si, Psikolog atas pengukuhan sebagai guru besar. Ini membanggakan kami perempuan-perempuan atas prestasi yang dicapai," kata Ida.

Baca Juga: Usut Tuntas Kasus Pelecehan Seksual di Bekasi, Menaker Pastikan Korban Dapat Perlindungan

Ida Fauziyah juga menyampaikan apresiasi secara khusus kepada USM yang telah memberikan ruang kepada perempuan untuk memajukan universitas. Pasalnya, dari delapan guru besar di USM, lima di antaranya adalah perempuan.

"Kepada para perempuan, negara memberikan ruang (untuk berkontribusi) melalui konstitusi, (dan) undang-undang, agar perempuan-perempuan dapat mengambil peran di luar ruang domestik," imbuhnya.