Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang pria 37 tahun asal Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten diringkus polisi pada Selasa (24/03/2020).
Pria bernama Rahmatullah itu dilaporkan sang ibu atas tindakan penganiayaan dan ancaman pembunuhan.
Diterangkan Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indra, kejadian ini bermula saay pelaku meminta uang kepada ibunya.
"Awalnya pelaku minta uang kepada korban (re: ibunya) sebesar Rp 200 ribu akan tetapi korban hanya diberikan uang sebesar Rp 150 ribu," terangnya, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Rachel Vennya dan Atta Halilintar Galang Dana untuk Sumbang APD dan Tangani Virus Corona
Pelaku yang tak terima pun langsung marah dan mengamuk.
Oleh pelaku, korban dianiaya dan ditodong akan dibunuh dengan sebilah pisau.
Setelah itu pelaku pun langsung mengusir korban.
Baca Juga: Dijodohkan dengan Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan sebut Memang Ada Niat Serius
Terlibat Aksi Kejar-kejaran
Jajaran Polsek Cisoka yang menerima laporan tersebut langsung mendatangi TKP untuk mencari pelaku, namun tidak ditemukan.
"Saat dicari, pelaku ternyata sednag duduk di depan Ind*maret, pengamanan dipimpin Kapolsek Cisoka," ungkap Ade.
Polisi pun langsung menghampiri pelaku.
Namun pelaku nampaknya tidak suka dengan kedatangan polisi dan langsung mengeluarkan dua bilah pisau dari balik bajunya.
Kapolsek Cisoka berusaha membujuk dan menenangkan pelaku namun gagal.
Pelaku yang marah bahkan hendak menyerang polisi jika mendekat.
Polisi pun terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan hingga akhirnya tertangkap setelah aksi kejar-kejaran di jalan raya.
Viral di Media Sosial
Aksi kejar-kejaran antara pelaku dan polisi sendiri sempat viral di media sosial.
Berikut videonya seperti yang dilansir dari kanal Youtube Tribun Timur.
Kasus Lain
Kasus anak bunuh ibu baru-baru ini terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Seorang remaja 19 tahun bernama Junaidi Damanik membunuh ibu kandung serta tetangganya sendiri yang sudah lanjut usia.
Camat STM Hulu Budiman menyebut, aksi pembunuhan berantai ini terjadi karena Junaidi depresi.
"Pelaku ini depresi makanya bisa seperti itu (kejam dan melakukan pembantaian),"
"Baru beberapa bulan ini agak beda dia, biasanya ya bagus kata warga tidak gila," kata Budiman seperti yang dikutip dari Tribun Medan.
Tak lama setelah membunuh kedua korban, Junaedi pun gantung diri di depan rumahnya.
"Tapi enggak lama kemudian dia pun gantung diri di depan rumah dengan kondisi telanjang bulat," tambah Budiman.
Kepala Desa Gunung Manumpak B Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deliserdang, Jhonmedi Abraham Saragih menyebut, selain melakukan pembantaian, Junaidi Damanik juga melakukan pengrusakan.
Disebutkan, kantor Desa dan Puskesmas Pembantu yang ada di desa itu pun ikut rusak.
Hal ini pun sempat membuat kondisi desa jadi mencekam.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nurul Nareswari |