Permusuhan terhadap media hari ini meracuni atsmosfir politik berbagai negara di seluruh dunia
Grid.ID - Kebebasan pers di seluruh dunia berada dalam keadaan genting.
Apa pasal? tiga negara terkuat di dunia, Amerika Serikat, Rusia dan Tiongkok berupaya memberangus nyala api-ruang demokrasi bernama kebebasan berpendapat.
Organisasi independen yang berfokus membela kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, Reporters Without Borders (RSF) mengungkapkan "Iklim permusuhan terhadap jurnalis ini selaras dengan upaya keras para diktator mengendalikan media. Ini adalah ancaman bagi demokrasi."
Hadapi Gempuran Rudal Israel, Pemuda Palestina Gunakan Layang-layang Sebagai Senjata
Laporan tahunan RSF mencatat para jurnalis adalah target pemerintah otoritarian yang tumbuh pesat di banyak negara hari ini.
RSF menuding tiga negara adidaya, AS, Rusia, dan Tiongkok menjadi role model pemberangusan kebebasan pers di seluruh dunia.
Trump menyebut jurnalis sebagai 'musuh rakyat', secara teratur ia melancarkan serangan secara pribadi terhadap jurnalis.
Sementara Tiongkok memperkenalkan pada dunia 'kekuatan kontrol media' guna mencekik kebebasan berpendapat rakyatnya.
Sejarah Panjang Sindrom Asperger, Dosa Seumur Hidup Nazi, dan Dunia Medis yang Gempar
Segala informasi rakyat Tiongkok mencakup identitas, rekam medis, catatan kriminal, reservasi perjalanan, aktivitas transaksi online, bahkan kegiatan di media sosial dipantau ketat oleh pemerintah Xi Jinping.
Di Rusia, Vladimir Putin meredam kritik terhadap kebijakannya dengan memperluas jaringan propagandanya melalui media Rusia Today dan Sputnik.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |