Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Masjid Agung Banten termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia yang setiap harinya ramai dikunjungi para peziarah.
Masjid rancangan Tjek Ban Tjut ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570) yakni pada tahun 1566.
Pada Senin (27/04/2020), program Belajar dari Rumah yang ditayangkan TVRI terus berlanjut.
Memasuki hari keempat puasa di Bulan Ramadhan 1441 H ini, siswa-siswi SMP/MTs sederajat akan membahas tentang Pesona Masjid Agung Banten pada pukul 09.30 - 10.00 WIB.
Tak banyak yang berubah dari arsitektur bangunan utama masjid dengan ciri khas atap tumpuk lima yang diadopsi dari budaya Hindu.
Di halaman masjid, sebuah menara tunggal kokoh menjulang layaknya mercusuar.
Menara karya arsitek Belanda Hendrick Lucasz Cardeel pun selalu menjadi daya tarik para peziarah.
Untuk bisa sampai di puncak menara setinggi kurang lebih 24 meter tersebut, kita harus menapaki 83 anak tangga lewat lorong yang dapat dilalui satu orang saja.
Hal tersebut cukup melelahkan memang.
Namun, rasa capek terbayar lunas oleh pemandangan indah di seputar masjid dari ketinggian dan perairan lepas pantai yang berjarak sekitar 1,5 km sejauh mata memandang.
Masjid Agung Banten dijadikan sebagai destinasi wisata religi yang paling ramai dikunjungi peziarah yang kerap datang berbondong-bondong.
Revitalisasi yang menghadirkan suasana baru ini menambah magnet dan pesona Banten Lama. Begitu menginjakkan kaki di pelataran masjid, angan langsung melayang ke Masjid Nabawi.
Berubah dan lebih indah.
Itulah kesan pertama ketika memasuki kawasan situs Kesultanan Banten di Kecamatan Kasemen Kota Serang, Banten.
Di kompleks yang dikenal dengan nama Banten Lama itu terdapat sejumlah situs sejarah menarik.
Dari catatan sejarah, pembangunan Situs Sejarah di Banten Lama dimulai antara tahun 1500-an hingga 1800-an.
Salah satunya Masjid Agung Banten yang kini semakin cantik setelah direvitalisasi dengan menghadirkan konsep eksotis ala Masjid Nabawi di Madinah.
Masjid Agung Banten dijadikan sebagai destinasi wisata religi yang paling ramai dikunjungi peziarah yang kerap datang berbondong-bondong.
Revitalisasi yang menghadirkan suasana baru ini menambah magnet dan pesona Banten Lama.
Begitu menginjakkan kaki di pelataran masjid, angan langsung melayang ke Masjid Nabawi.
Delapan payung cantik yang dipasang mengingatkan hal yang serupa di masjid yang dibangun Nabi Muhammad saw di Madinah itu.
Jalan menuju Masjid Agung Banten dan makam para Sultan Banten beserta kerabatnya, sekarang tak lagi harus menembus lorong pasar yang dihuni ribuan pedagang kaki lima.
Pelataran seluas 1,4 hektare tersebut sudah tertata demikian rapi sehingga meninggalkan kesan kumuh yang melekat sebelumnya.
Pelataran yang dilengkapi taman itu kini dilapisi marmer kualitas tinggi hingga tepi menara dan masjid.
Ketika terpapar sinar matahari, marmer ini tak mengeluarkan panas tinggi.
Terlebih, keberadaan payung ala Masjid Nabawi bakal membantu menjadi peneduh bagi para peziarah khususnya dari sengatan sinar matahari.
Hawa cukup panas dan gerah di pelataran masjid berbanding terbalik dengan suasana di serambi apalagi di dalam masjid.
Beragam aroma wewangian yang dibawa peziarah menyebar ke setiap sudut ruangan.
Interior masjid kuno ini juga menawan.
Terdapat puluhan tiang penyangga dengan ornamen buah labu.
Makam para Sultan Banten memang menjadi tujuan utama para peziarah datang ke tempat ini.
Salah satunya karena punya hubungan yang kuat dengan penyebaran Islam di Pulau Jawa yang dilakukan Wali Songo.
Ada 21 sultan dan pangeran yang dimakamkan di areal masjid seluas total 20 ribu meter persegi itu.
Di kiri masjid terdapat makam Sultan Maulana Hasanuddin dan permaisurinya, hingga Sultan Ageng Tirtayasa.
Sedangkan di serambi kanan ada makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Arifin hingga Ratu Masmudah.
Baca Juga: 3 Minyak Esensial yang Ternyata Bermanfaat untuk Perangi Penyakit Sinusitis atau Sinus
Materi belajar di rumah untuk siswa-siswi SMP/ MTs sederajat ini tayang di TVRI pada tanggal 27 April 2020 pukul 09.30 – 10.00 WIB yang membahas tentang Pesona Masjid Agung Banten.
Kunci jawaban TVRI 27 April 2020 SMP dan SMA ini dibuat dengan sederhana, namun cukup lengkap agar mudah untuk dipahami.
1. Jelaskan kondisi masyarakat Banten sebelum masuknya Islam ke daerah tersebut!
2. Apakah makna dari tumpak tiang masjid Banten yang berbentuk labu?
3. Bagaimana bentuk akulturasi budaya yang terlihat dari bangunan Masjid Agung Banten?
Baca Juga: Curhat Mona Ratuliu Bayangkan Selama Bulan Ramadhan Full di Rumah Saja
Sebelum Islam berkembang di Banten, masyarakat masih hidup dalam tata cara kehidupan tradisi prasejarah dan dalam adab permulaan masehi ketika agama Hindu berkembang di indonesia.
Jawaban soal nomor 1:
Sebelum Islam berkembang di banten, masyarakat masih hidup dalam tata cara kehidupan tradisi prasejarah dan dalam abad permulaan masehi ketika agama hindu berkembang di indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari peninggalan purbakala dalam bentuk prasasti, acara-acara yang bersifat Hiduistik dan bangunan keagamaan lainnya.
Sumber naskah kuno dari masa pra islam menyebutkan tentang kehidupan masyarakat yang menganut Hindu.
Jawaban soal nomor 2:
Makna dari Tumpak Tiang pada bangunan Masjid Agung Banten yang berbentuk labu adalah hasil dari pertanian labu yang makmur pada zaman Sultan Maulana Hasanuddin.
Tepatnya terjadi pada abad ke 16.
Jawaban soal nomor 3
Akulturasi pada bangunan Masjid Agung Banten terlihat pada menaranya yang merupakan akulturasi dari budaya seni ragam hias yasng terdapat di Pulau Jawa.
Yaitu tumpak segitiga memanjang di kepala menara.
Sedangkan bangunan menaranya merupakan pengaruh dari kebudayaan Belanda.
(*)
Source | : | tribunnews,Fotokita.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |