Grid.ID - Hari Raya Idul Fitri tinggal 10 hari lagi. Jika dihitung dari 1 Ramadan pada 1 Maret lalu, kemungkinan Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025.
Ini merupakan pekan terakhir di bulan Ramadan. Masyarakat sudah mulai sibuk mempersiapkan kebutuhan Lebaran usai terima THR, mulai dari berbelanja kebutuhan pokok, pakaian, hingga menikmati momen buka puasa bersama.
Padahal, di 10 hari terakhir ini merupakan waktu yang tepat untuk lebih khusyuk lagi dalam beribadah. Jangan sampai hari - hari terakhir di bulan Ramadan justru membuat kita terbuai dengan duniawi.
Ada enam amalan yang disarankan dilakukan di 10 hari terakhir bulan puasa. Hal ini sebagaimana Ustadz Muhamad Abror tulis dalam artikelnya berjudul Kultum Ramadhan: 6 Amalan 10 Hari Terakhir Bulan Puasa yang dikutip dari NU Online.
“Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah saw (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam yang lain,” demikian Ustadz Abror mengutip hadits yang diriwayatkan Imam Muslim.
Giat menjalankan qiyamullail atau beribadah di malam hari
Artinya, pada setiap malam di bulan suci ini, umat Islam dianjurkan menghidupkan malam dengan beribadah, tapi begitu masuk sepuluh hari terakhir kita dianjurkan untuk lebih bersungguh-sungguh. Hal ini didasarkan pada satu hadits yang disampaikan Sayyidah ‘Aisyah dalam riwayat Imam Ahmad berikut.
“Dari ‘Aisyah ra, dia berkata, ‘Pada 20 hari yang pertama (di bulan Ramadhan), Nabi saw biasa mengkombinasikan antara shalat, puasa dan tidurnya. Namun jika telah masuk 10 hari terakhir, beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya (menjauhi istri-istrinya).”
Menurut Ustadz Abror, ungkapan ‘mengencangkan sarung’ pada hadits di atas adalah bahasa kiasan yang menunjukkan Nabi mengurangi tidur bersama istri pada malam 10 hari terakhir Ramadhan demi lebih banyak beribadah.
Bersama-sama beribadah dengan mengajak orang lain qiyamullail
Artinya, tidak saja beribadah sendiri, tetapi juga mengajak serta orang lain untuk turut bersama dalam menghidupkan 10 hari terakhir Ramadhan.
"Dalam konteks keluarga, suami bisa membangunkan istrinya. Dalam konteks yang lebih luas, seorang ustadz atau kiai bisa mengkoornidir jamaahnya untuk bersama hidupkan malam mulia ini," tulis Ustadz Abror.
Baca Juga: Raih Pahala, Doa Mohon Ampun Saat Salat Tahajud di Bulan Ramadan Ini Bisa Dimasukan ke List Ibadah
Hal ini didasarkan pada hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim yang disampaikan Sayyidah ‘Aisyah berikut. “Jika telah datang 10 hari yang terakhir (di bulan Ramadhan), Nabi ﷺ mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya (dengan beribadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah).”
Perbanyak itikaf
Penulis | : | Winda Lola Pramuditta |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |