Grid.ID - Pengakuan Elon Musk tentang penggunaan jasa peningkatan akun (account boosting) dalam game populer seperti Path of Exile 2 dan Diablo 4 mengundang perhatian banyak pihak.
Sebagai CEO dari Tesla dan SpaceX, Musk mengungkapkan bahwa ia menggunakan layanan ini untuk bisa bersaing, terutama dalam menghadapi pemain-pemain hebat dari Asia.
Pengakuan tersebut pertama kali muncul dalam percakapan pribadi antara Musk dengan YouTuber NikoWrex melalui direct message (DM) di X (sebelumnya Twitter) pada Januari 2025.
Dalam percakapan tersebut, Musk mengakui bahwa tanpa menggunakan jasa boosting, ia takkan bisa bersaing dengan pemain-pemain top dari Asia yang sangat dominan.
“It’s impossible to beat players in Asia if you don’t,” tulis Musk, seperti dikutip dari Forbes (20/1/2025).
Percakapan ini kemudian dibagikan ke publik dengan izin Musk, yang tidak merasa perlu meminta maaf atas tindakannya tersebut.
Menurut Musk, ia merasa bahwa tidak ada yang salah dengan menggunakan jasa boosting, karena ini adalah strategi yang digunakan oleh banyak pemain top untuk tetap unggul.
Pernyataan ini pun menimbulkan diskusi serius tentang moralitas dan etika dalam dunia gaming, termasuk sejauh mana aturan yang ada harus diterapkan, khususnya bagi tokoh-tokoh publik seperti Musk.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Drakor Park Hae Soo Paling Populer, Ada Money Heist sampai Squid Game
Kontroversi ini tidak hanya membahas soal integritas dalam gaming, tetapi juga memunculkan perdebatan tentang seberapa adil aturan yang ada.
Banyak pengembang game yang melarang penggunaan jasa boosting, tetapi kenyataannya, praktik ini tetap banyak dilakukan oleh pemain untuk meraih kesuksesan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah pemain seperti Musk, yang memiliki pengaruh besar, harus dihadapkan pada aturan yang berbeda.
Penulis | : | Yasmin FE |
Editor | : | Sheila Respati |