Grid.ID - Dua puluh pendaki ilegal ditangkap usai terobos Gunung Merapi yang sedang berstatus siaga. Para pendaki itu diamankan oleh petugas Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan pihak Kepolisian pada Minggu (13/4/2025).
Petugas yang terdiri dari pemerintah desa, TNI, Polhut, BPPTKG, dan unsur masyarakat lain juga ikut serta dalam mengamankan pendaki ilegal tersebut. Seperti diketahui, pendakian Gunung Merapi ditutup sejak Mei 2018 silam sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Hal itu karena statusnya masih siaga (level III). Namun, para pendaki tersbeut tetap naik hingga aktivitas mereka dikategorikan ilegal tanpa izin resmi.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Klaten-Boyolali, Ruky Umaya, menjelaskan pengamanan ini berawal dari informasi yang diperoleh melalui media sosial TikTok dari akun AldoGracia. Akun itu memposting video di berbagai titik lokasi kawasan puncak Gunung Merapi serta menggunakan kata-kaya untuk memotivasi orang mendaki.
"Dari informasi sementara yang kami kumpulkan kemarin sore sampai tadi pagi, kurang lebih jam 4 baru selesai pendalaman informasi terhadap 20 pendaki ilegal" ujarnya saat ditemui di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Senin (14/04/2025).
"Itu diawali dari media sosial TikTok dengan akun AldoGracia," lanjut Ruky mengutip Kompas.com.
"Memposting beberapa video dan foto di Pasar Bubrah, puncak, dan juga di pos I dengan kata-kata yang memang memancing," ucapnya.
Awalnya, sejumlah netizen mengingatkan aktivitas pendakian gunung Merapi yang ditutup. Namun pemilik akun memberi jawaban yang memicu minat orang untuk mendaki di gunung tersebut.
Ruky menilai, postingan itu yang memancing para pendaki ilegal untuk mendaki di Gunung Merapi.
"Kita cek juga komen-komenya, ada juga yang bilang, 'lho mas Merapi kan ditutup.' Jawabnya juga memantik, 'ditutup ya ditutup, tapi munggah (naik), munggah aja,'" ucap Ruky, mengulang komentar yang muncul di akun tersebut.
"Itu memancing para pelaku pendaki ilegal lain yang kemarin naik, itu memang motifnya diawali dari akun yang memposting sebelumnya," tuturnya.
Source | : | Kompas.com,Suryamalang.com |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |