Grid.ID - Bagi umat Islam, berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah merupakan impian besar yang memerlukan persiapan matang, baik dari segi fisik maupun biaya. Agar perjalanan dan ibadah ini mendapatkan keberkahan serta kelancaran, biasanya diadakan tradisi walimatussafar, seperti yang dijelaskan oleh umroh Jogja.
Dalam konteks umrah, walimatussafar digelar sebagai bentuk syukur sekaligus memohon doa keselamatan, berpamitan kepada keluarga dan tetangga, serta meminta maaf atas segala kesalahan yang mungkin pernah dilakukan selama bersosialisasi.
Umumnya, acara ini diisi dengan doa bersama, tausiyah singkat sebagai pengingat dan motivasi spiritual, makan bersama untuk mempererat silaturahmi, serta pemberian oleh-oleh atau buah tangan kepada keluarga dan tetangga sebagai bentuk ungkapan kasih sayang.
Baca Juga: Di Sela-Sela Jadwal Manggung, Wali Band Ajak Keluarga Besar Umrah
Meski menjadi tradisi yang cukup mengakar di tengah masyarakat, acara ini sebenarnya tidak diwajibkan oleh Islam.
Dikutip dari Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), tradisi walimatussafar hukumnya mubah atau diperbolehkan, asalkan bebas dari unsur pemborosan, riya, atau niat pamer.
Hal ini sejalan dengan teladan dari Rasulullah SAW yang biasa melepas sahabat-sahabatnya sebelum melakukan perjalanan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Abu Dawud.
“Rasulullah SAW melepas pasukan perang, lalu beliau bersabda: ‘Semoga Allah menyertai kalian, melindungi kalian, dan mengembalikan kalian dalam keadaan selamat.’” (HR. Abu Dawud)
Dari hadis ini, dapat diambil hikmah bahwa momen perpisahan sebelum perjalanan, termasuk perjalanan ibadah seperti umrah, merupakan waktu yang baik untuk saling mendoakan dan memohon perlindungan kepada Allah.
Baca Juga: Jadi Momen Penyembuhan Hati, Kimberly Ryder Berbagi Cerita Haru Usai Tunaikan Ibadah Umrah
Maka, selama walimatussafar dilakukan dengan niat yang ikhlas, sesuai syariat, dan tidak memberatkan, tradisi ini bisa menjadi sarana mempererat ukhuwah dan menumbuhkan semangat spiritual dalam menjalani ibadah.
Meski diperbolehkan, Islam mengingatkan agar acara ini tidak dijadikan ajang untuk memperlihatkan kemewahan atau membebani orang lain secara finansial.
Penulis | : | Yasmin FE |
Editor | : | Sheila Respati |