Grid.ID – Paus Fransisus meninggal dunia dalam usia 88 tahun di kediamannya Casa Santa Marta, Vatikan Senin (21/4/2025). Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit Gemelli, Roma, akibat bronkitis kronis pada bulan Februari 2025 lalu.
Sebelum dikabarkan sakit dan wafat, Paus Fransiskus sempat melakukan perjalanan Apostolik ke sejumlah wilayah, termasuk ke Indonesia. Meski saat itu usianya sudah menginjak 87 tahun, Paus Fransiskus masih mampu menempuh perjalanan jauh, 20 jam lebih perjalanan udara, menuju Indonesia.
Selama beraktifitas di Jakarta, Paus Fransiskus duduk di kursi roda. Meski begitu, tak menyurutkan semangatnya untuk menyapa siapapun yang ada di hadapannya, saat ia hadir dalam sejumlah acara.
Paus Fransiskus juga memilih untuk tak menginap di hotel mewah dengan jamuan yang mewah pula. Sebaliknya, Paus Fransiskus memilih untuk bermalam di Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia dan menyantap makanan yang juga dikonsumsi oleh para staf kedutaan.
Hidup dengan Satu Paru-Paru
Di balik keterbatasan aktifitasnya karena harus duduk di kursi roda sepanjang acara, semangat Paus Fransiskus sama sekali tak surut. Ia tampak selalu antusias melayani umat. Namun siapa sangka, di balik energinya yang tak pernah habis, pria asal Argentina itu ternyata hidup hanya dengan satu paru-paru saja.
Proses pengangkatan satu paru-paru Paus Fransiskus memang sudah berlangsung sangat lama, yakni saat ia remaja sekitar tahun 1950-an. Saat itu, Paus Fransiskus disebut mengidap infeksi paru, yang menuntutnya untuk menjalani operasi pengangkatan satu paru-parunya.
Dikutip dari ABCNews, menurut Mantan Presiden National Foundation for Infectious Diseases, Dr. William Schaffner ada beberapa alasan mengapa sekitar 7 dekade silam Paus Fransiskus menjalani operasi pengangkatan satu paru-parunya.
“Dulu ketika dia masih muda, belum ada terapi antibiotik yang meluas, dan mungkin saja dia mengalami penyakit infeksi bagian paru-paru yang cukup serius dan harus menjalani operasi pengangkatan. Itu adalah pengobatan yang cukup standar di era sebelum obat antibiotik ada,” ujar Schaffner.
Menurut Schaffner, operasi yang dijalankan di era 1950-an itu terbilang sukses. Terbukti Paus Fransiskus bisa bertahan sampai di usia senjanya. Meski seperti diketahui, di saat-saat terakhirnya, Paus Fransiskus mengalami beberapa masalah serius di bagian organ pernapasannya.
“Tentu saja ini adalah sebuah keberhasilan karena dia sekarang sudah berusia 76 tahun (wawancara dilakukan tahun 2013 -red),” ujar Schaffner.
Baca Juga: 8 Fakta Menarik Vatikan yang Dipimpin Paus Fransiskus, Negara Terkecil di Dunia yang Tak Kenal Pajak
Source | : | ABCNews |
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |