Laporan Wartawan Grid.ID, Christine Tesalonika
Grid.ID - Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo menggelar konferensi pers pada Senin (21/4/2025) di Gereja Katedral Jakarta terkait meninggalnya Paus Fransiskus. Pada konferensi pers tersebut, Uskup Agung Jakarta, menyampaikan informasi terkait Misa Requiem atau Misa Arwah untuk Paus Fransiskus.
"Besok Kamis sore akan ada Misa Arwah di Gereja Katedral, jam 6 sore," kata Ignatius Suharyo yang dikutip dari sebuah tayangan di Instagram pada Selasa (22/4/2025).
Ignatius Suharyo juga mengimbau kepada setiap paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) untuk melakukan Misa Arwah di gerejanya masing-masing. Adapun setiap gereja mendoakan agar arwah Paus Fransiskus dapat beristirahat dengan tenang di sisi Bapa di sorga.
"Diharapkan paroki-paroki di seluruh Keuskupan Agung Jakarta juga akan mengadakan doa-doa arwah di parokinya masing-masing," sambungnya.
Sementara itu, Kedutaan Besar Vatikan juga menerima tamu yang ingin menuliskan kesan pesan hingga berdoa untuk kedamaian Paus Fransiskus.
"Yang pasti Duta Besar Vatikan ada di Jakarta, beliau akan membuka kedutaan besarnya sehingga tamu-tamu yang ingin mengucapkan bela sungkawa, bela duka bisa menuliskan kesan-kesannya di buku tamu," sambungnya.
Sementara itu, melalui pantauan Grid.ID di sosial media, beberapa Gereja sudah membagikan jadwal terkait Misa Requiem atau Misa Arwah Sri Paus Fransiskus.
Sementara itu, juru bicara Vatikan mengumumkan bahwa Paus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio menghembuskan nafas terakhir pada Senin (21/4/2025) pagi sekitar pukul 07.35 waktu Vatikan di Casa Santa Marta, dekat Santo Petrus Basilika. Lalu, jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di peti pada Senin malam sekitar pukul 20.00 waktu setempat.
Dilansir Grid.ID pada Selasa (22/4/2025), Vatikan merilis sertifikat kematian Paus Fransiskus pada Senin malam waktu setempat. Dalam sertifikat kematian tersebut, disebutkan bahwa Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya di usia 88 tahun akibat penyakit stroke.
Sayangnya, stroke yang menyerang Paus Fransiskus membuat pemimpin umat Katolik dunia ini mengalami koma hingga gagal jantung 'yang tidak dapat dipulihkan'. Sebelumnya, Paus Fransiskus sendiri sempat mendapatkan perawatan intensif selama lebih dari satu bulan karena menderita infeksi polimikroba pada saluran pernapasan. (*)
Penulis | : | Christine Tesalonika |
Editor | : | Nesiana |