4. Buah Non-Sitrat
Beberapa jenis buah seperti pisang, apel, pir, dan melon tergolong aman untuk penderita mag karena rendah asam. Buah-buahan ini juga kaya serat dan vitamin yang mendukung sistem pencernaan.
Dibandingkan camilan manis berlemak seperti cokelat atau kue, buah-buahan non-sitrat lebih disarankan. Selain itu, buah juga membantu mengurangi frekuensi kambuhnya gejala maag.
5. Daging Tanpa Lemak dan Ikan Kukus
Daging tanpa lemak seperti dada ayam, kalkun, dan ikan laut segar sangat direkomendasikan bagi penderita mag. Pengolahan terbaik adalah dengan cara direbus, dikukus, atau dipanggang tanpa lemak tambahan.
Lemak tinggi dalam daging goreng atau olahan bisa membuat katup lambung melemah, memicu asam naik ke kerongkongan. Oleh karena itu, pilih potongan daging yang bersih dari lemak jenuh.
6. Putih Telur
Putih telur mengandung protein tinggi dan rendah lemak, menjadikannya salah satu rekomendasi makanan terbaik bagi penderita mag. Anda bisa menyajikannya dengan cara direbus atau dikukus untuk menghindari minyak.
Sebaliknya, kuning telur dan telur goreng bisa memicu gejala maag karena kandungan lemaknya cukup tinggi. Konsumsi putih telur juga dapat membantu memperbaiki jaringan lambung yang rusak.
7. Lemak Sehat dari Tumbuhan
Meskipun lemak harus dibatasi, lemak sehat tetap dibutuhkan oleh tubuh, termasuk bagi penderita mag. Pilih sumber lemak nabati seperti alpukat, minyak zaitun, biji rami, dan kacang kenari yang tidak memicu produksi asam lambung berlebihan.
Baca Juga: Tak Perlu Pergi Jauh Buat Healing, Cukup Kunyah 12 Rekomendasi Makanan Pengusir Stres Ini!
Lemak ini tidak hanya aman, tapi juga dapat meningkatkan kesehatan saluran cerna jika dikonsumsi dalam porsi wajar. Hindari lemak dari gorengan, makanan olahan, dan produk susu penuh lemak.
Mengatur pola makan menjadi bagian penting dalam pengelolaan penyakit mag. Dengan mengikuti rekomendasi makanan di atas, penderita maag bisa hidup lebih nyaman tanpa sering terganggu nyeri lambung.
Namun, perlu diingat bahwa respons tubuh terhadap makanan bisa berbeda, jadi penting untuk mengenali apa yang cocok bagi diri sendiri. Konsultasi rutin dengan dokter atau ahli gizi juga sangat dianjurkan untuk hasil terbaik. (*)
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |