Grid.ID - Hari Waisak pada tahun ini di Indonesia diperkirakan bakal jatuh pada Senin 12 Mei 2025 mendatang. Meski begitu, jelang Hari Raya Waisak biasanya umat Buddha bakal melakukan banyak persiapan.
Salah satunya yang bisa diikuti yakni mengenal perihal tradisi pindapata yang merupakan salah satu tradisi turun temurun. Namun apakah maksud dari tradisi pindapata tersebut?
Berikut penjelasannya.
Pindapata: Tradisi Kuno Bhikkhu yang Tetap Hidup di Tengah Modernitas
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, sebuah tradisi kuno masih terus dipertahankan oleh umat Buddha di berbagai penjuru Asia. Tradisi itu adalah Pindapata, ritual sakral yang diwariskan sejak masa Buddha Gotama dan masih dijalankan hingga kini, meski tidak seintens dulu.
Dilansir dari sariputta.com via Kompas.com, pindapata berasal dari bahasa Pali, “pindapatta,” gabungan dari kata pinda yang berarti sedekah makanan, dan patta atau patra, yaitu mangkuk khas para Bhikkhu yang digunakan untuk menampung dana makanan.
Dalam praktiknya, para Bhikkhu dan Bhikkhuni akan berjalan kaki di pagi hari menyusuri perkampungan, membawa patta sambil menundukkan kepala, tanpa mengucapkan sepatah kata pun untuk meminta. Umatlah yang secara sukarela dan tulus memberikan makanan ke dalam mangkuk mereka sebagai bentuk penghormatan dan kebajikan.
Sementara itu, dilansir dari Tribunnews.com, tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan monastik Buddha. Thailand, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, hingga Indonesia tercatat sebagai negara yang masih menjaga praktik ini, meski intensitasnya kini berkurang.
Minimnya jumlah Bhikkhu dan umat yang memahami tata cara Pindapata, menjadi salah satu alasan mengapa tradisi ini kian jarang terlihat.
Pada zaman Buddha, patta terbuat dari buah labu yang dikeringkan dan dibentuk menyerupai mangkuk. Namun karena mudah rusak, materialnya kini bergeser ke bahan yang lebih tahan lama seperti tembaga, aluminium, dan kuningan.
Uniknya, makanan yang diterima Bhikkhu dalam tradisi ini berasal dari berbagai rumah tangga, dan semuanya akan dicampur jadi satu dalam mangkuk mereka. Itulah yang akan mereka konsumsi setelah kembali ke Vihara.
Baca Juga: Dapat Cuti Bersama Waisak? Simak 5 Ide Kegiatan Akhir Pekan Ramah Tanggal Tua ala Tokopedia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Siti M |
Editor | : | Siti M |