Grid.ID - Aktor sekaligus politisi muda Verrell Bramasta menanggapi program pendidikan karakter bergaya militer yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Sebagai anggota DPR RI, Verrell mengaku telah mengkaji dan mengevaluasi program tersebut.
Verrell menyampaikan apresiasinya terhadap langkah berani pemerintah daerah dalam menangani anak-anak yang dianggap bermasalah. Namun, ia juga menekankan pentingnya pengawasan dari pihak legislatif terhadap jalannya program ini.
"Saya rasa tujuan dan program ini baik, karena bukan hanya pendidikan secara fisik, tapi juga ada pendekatan emosional dan spiritual," ujar Verrell saat ditemui di kawasan Grand Wisata, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (7/6/2025).
Menurutnya, DPR memiliki tugas penting untuk memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik dan sesuai sasaran.
"Kita lihat dulu bagaimana pelaksanaannya. Itu tugas DPR untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Jika ada kendala, kita evaluasi dan rapatkan kembali," lanjutnya.
Verrell juga menyadari adanya pro dan kontra di tengah masyarakat terkait program ini. Beberapa pihak menilai pelatihan militer dapat mendidik mental anak-anak bermasalah, namun ada pula yang khawatir dengan dampak psikologisnya.
"Karena ini baru pertama kali diluncurkan dan sudah memunculkan pro dan kontra, kita beri waktu dulu. Ada yang bilang efektif, tapi ada juga anak-anak yang ketakutan. Jadi menurut saya, kita wait and see dulu. Itu tugas kita sebagai legislatif untuk mengawasi," tegasnya.
Program Pendidikan Militer untuk Anak Bermasalah
Melansir Kompas.com, program ini merupakan inisiatif Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Pendidikan karakter ala militer tersebut telah dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Purwakarta dan Bandung.
Baca Juga: Dibongkar Eko Patrio, Verrell Lakukan Persiapan untuk Membangun Keluarga, Siap Halalkan Fuji?
Pada Jumat (2/5/2025), sebanyak 39 siswa SMP yang dinilai sulit diatur oleh pihak sekolah dan keluarga mengikuti pelatihan di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta. Sementara di Bandung, 30 pelajar dengan perilaku menyimpang menjalani pelatihan serupa di Rindam III Siliwangi.
Program ini melibatkan personel TNI dan Polri, dan berlangsung selama 14 hari. Fokus utama pelatihan adalah pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai bela negara kepada para peserta.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Ulfa Lutfia Hidayati |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |