Grid.ID- Dunia baru saja menyaksikan terpilihnya Kardinal Robert Prevost sebagai pemimpin umat Katolik sedunia. Pria asal Chicago ini kini dikenal dengan nama Paus Leo XIV. Lantas, bagaimana kronologi terpilihnya Kardinal Robert Prevost sebagai Paus baru?
Kronologi Terpilihnya Kardinal Robert Prevost sebagai Paus Baru
Terpilihnya Kardinal Robert Prevost menjadikannya sebagai paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat. Dengan kepemimpinan barunya, ia membawa harapan bagi masa depan gereja dan umatnya.
Kronologi terpilihnya Kardinal Prevost bermula saat para kardinal elektor berkumpul dalam Konklaf Kepausan 2025 di Kapel Sistina, Vatikan, untuk menentukan penerus Paus Fransiskus. Mengutip CBSnews.com, Jumat (9/5/2025), proses konklaf yang dimulai pada Rabu (7/5/2025) sore waktu setempat.
Sebanyak 133 kardinal elektoral yang berpartisipasi dalam proses ini berdoa bersama dan mengucapkan sumpah kerahasiaan sebelum pintu tertutup dan putaran pertama pemungutan suara dilakukan. Pada malam pertama, asap hitam mengepul dari cerobong kapel sebagai tanda belum tercapainya mufakat.
Pada Kamis pagi, para kardinal melanjutkan proses pemilihan di hari kedua. Sekali lagi, menjelang waktu makan siang di Roma, asap hitam menunjukkan belum ada hasil yang menentukan dari dua putaran pemungutan suara pagi itu. Asap putih akhirnya muncul setelah pemungutan suara lain pada Kamis sore waktu setempat—kurang dari 24 jam setelah konklaf dimulai.
Penggunaan asap sebagai tanda pemilihan paus ini merupakan tradisi yang relatif baru dalam Gereja Katolik. Para kardinal dalam konklaf menggunakan sinyal asap sebagai metode komunikasi dengan dunia luar.
Setelah suara dihitung, surat suara dibakar di tungku Kapel Sistina. Jika asap berwarna hitam menandakan belum ada paus baru, sementara asap putih menunjukkan telah terpilihnya pemimpin baru Gereja Katolik.
Konklaf telah menggunakan cara ini sejak setidaknya tahun 1417, tetapi cerobong pertama baru dipasang di Kapel Sistina pada abad ke-18. Sejak itu, berbagai teknik digunakan untuk memastikan warna asap jelas, termasuk penggunaan bahan kimia sejak 2013 agar hasilnya tidak membingungkan seperti pada konklaf 1958.
Kronologi pemilihan ini mengingatkan kita pada konklaf-konklaf sebelumnya. Prosesnya mengikuti ritual yang sama dan berlangsung dalam waktu singkat, seperti saat Paus Fransiskus terpilih pada 2013. Namun, hal itu tidak berarti prosesnya berjalan tanpa tantangan.
Pemungutan suara dilakukan secara tertutup dan membutuhkan dua pertiga suara mayoritas. Di sinilah internal gereja menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan tradisi dan pembaruan.
Baca Juga: Detik-detik Robert Francis Prevost Menerima Keputusan Konklaf Sebagai Paus Leo XIV
Source | : | Time,cbs |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Nesiana |