Grid.ID- Teman tapi mesra (TTM) sering dianggap hubungan yang 'aman' karena tak melibatkan status resmi pacaran. Namun, apakah TTM termasuk selingkuh? Bagaimana jika keintiman emosional yang terjalin justru melampaui batas dan menjadi bentuk selingkuh yang tak kasatmata?
Hubungan TTM sering kali dimulai dari persahabatan yang akrab. Namun, menurut para pakar hubungan seperti Zoe Kors dan Jor-El Caraballo, garis tipis antara pertemanan dan selingkuh bisa dengan mudah dilanggar saat keterlibatan emosional dalam hubungan TTM melebihi batas wajar.
Dalam konteks ini, selingkuh tidak harus selalu melibatkan hubungan fisik atau seksual. Selingkuh emosional terjadi saat seseorang mulai berbagi perasaan terdalam, rahasia pribadi, hingga menjadikan sahabat lawan jenisnya sebagai tempat pelarian emosional yang seharusnya ditujukan untuk pasangan sah.
Apakah TTM termasuk selingkuh?
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa hubungan pertemanan berubah menjadi perselingkuhan. Mengutip Well and Good, Sabtu (10/5/2025), pertama, kamu mulai menyembunyikan hubungan itu dari pasangan. Jika kamu merasa perlu menghapus chat, menyamarkan isi percakapan, atau menyembunyikan frekuensi komunikasi dengan si TTM, itu adalah peringatan keras. Kepercayaan dan transparansi adalah fondasi hubungan sehat.
Kedua, kamu menghabiskan lebih banyak waktu (dan energi emosional) dengan TTM dibanding pasangan sendiri. Saat TTM menjadi prioritas, dan waktu berkualitas dengan pasangan mulai tergeser, itu bisa menjadi sinyal bahwa kedekatan tersebut sudah melewati batas pertemanan biasa.
Ketiga, kamu mulai merasa 'berdebar' saat bersama TTM, atau ada sensasi seksual yang mulai muncul. Perasaan bersalah atau gelisah saat memikirkan hubungan itu adalah alarm internal, kata Caraballo. Bahkan jika belum ada kontak fisik, keterlibatan emosional yang disertai hasrat tersembunyi sudah cukup untuk dikategorikan sebagai selingkuh.
Perbedaan TTM Platonik dan Selingkuh Emosional
Tidak semua hubungan TTM otomatis tergolong selingkuh. TTM bisa saja bersifat platonik, yaitu hubungan akrab tanpa muatan romantis atau seksual. Dalam hubungan ini, kedua belah pihak saling mendukung dan berbagi tanpa ada niat melibatkan perasaan lebih dalam.
Namun, hubungan platonis hanya berjalan dengan baik jika kedua pihak memiliki pemahaman yang sama. Jika satu orang mulai memiliki perasaan romantis sementara yang lain tidak, hal ini bisa menimbulkan rasa kecewa atau bahkan sakit hati.
Jadi, menetapkan batasan sangat penting dalam hubungan platonis yang melibatkan keintiman fisik seperti berpelukan atau pegangan tangan. Hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Baca Juga: 15 Profesi yang Rentan Selingkuh Menurut Survei, Ternyata Sales Nomor 1
Source | : | bussiness insider,Well+Good |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |