Grid.ID - Tradisi pelepasan lampion pada saat Waisak telah menjadi momen ikonik di Indonesia. Biasanya, tradisi tersebut digelar di Candi Borobudur.
Pada tahun ini, Hari Raya Waisak jatuh pada 12 Mei 2025. Hari Suci ini menjadi hari yang dinantikan umat Buddha.
Di Indonesia sendiri salah satu tempat perayaan Waisak berlokasi di Candi Borobudur. Perayaan dilengkapi dengan pelepasan lampion ke langit saat malam harinya.
Tidak hanya menakjubkan secara visual, momen pelepasan lampion itu ternyata memiliki makna tersendiri.
Makna Tradisi Pelepasan Lampion saat Waisak
1. Simbol Pencerahan dan Harapan
Lampion diibaratkan sebagai cahaya pencerahan. Itu berarti berupa kondisi batin yang tercerahkan dari kegelapan, kemelekatan, dan kemarahan.
Dalam ajaran Buddha, hal ini bermakna bahwa kebijaksanaan (prajna) mampu menghapus kebodohan batin (awidya) yang mana menjadi akar penderitaan manusia. Saat lampion dilepaskan, umat Buddha akan memanjatkan doa dan harapannya.
2. Membuang Beban dan Kesedihan
Makna dari pelepasan lampion saat Waisak lainnya adalah untuk melepaskan beban dan kesedihan. Selain itu juga diharapkan agar membawa kebaikan.
Melepaskan lampion juga dapat melepaskan kesedihan, beban batin, dan energi negatif. Dalam filosofis Buddha, lampion juga dapat dimaknai sebagau simbol pelepasan karma buruk dan pembaruan diri.
Baca Juga: Jelang Festival Lampion Waisak 2025 di Borobudur, Yuk Simak Rundown dan Peraturannya Berikut Ini!
Source | : | tribunnews,Kompas.com |
Penulis | : | Ines Noviadzani |
Editor | : | Nesiana |