Grid.ID - Seorang siswa SMP di Surabaya tersetrum listrik hingga tewas di sekolah. Korban tewas itu bernama Steven Sukha Hariyadi (15).
Steven meninggal karena tersetrum kabel listrik AC di rooftop sekolah. Kejadiaan nahas itu terjadi pada (28/03/2025) lalu.
Kabar itu dibenarkan oleh Kasihumas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi. Ia menyebut orang tua korban telah melaporkan pihak sekolah atas dugaan kelalaian.
Lantas bagaimana kronologi siswa SMP tersetrum listrik hingga tewas di Surabaya tersebut? Simak penjelasannya.
Kronologi Siswa SMP Tersetrum Listrik
Kejadian nahas itu bermula saat korban, Steven Sukha Hariyadi mengerjakan tugas sekolah. Melansir Kompas.com, korban datang ke sekolah bersama teman-temannya pada hari libur.
Awalnya korban berencana mengerjakan tugas Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di rumah temannya. Namun, guru menyarankan agar tugas itu dikerjakan di sekolah pada (25/05/2025).
Korban pun sempat menolak karena alasan yang tidak bisa dijelaskan. Namun, guru itu tetap meminta satpam menyiapkan ruangan sebagai antisipasi jika korban dan kelompoknya tetap datang.
"Dijawab guru, kalau bisa tanggal 25 Maret 2025 di sekolah, dijawab sama dia (korban) 'ada satu hal yang tidak bisa dijelaskan'," ujar Tjandra Ketua Tim Advokasi Ikatan Alumni (IKA) Yayasan Mardiwiyata, Tjandra Sridjaja di SMP Katolik Angelus Custos, Minggu (11/5/2025).
Saat hari libur yakni pada Jumat, (28/03/2025) korban dan teman-temannya datang ke sekolah. Salah satu dari mereka usul agar tugas dikerjakan di rooftop sekolah.
Baca Juga: Kronologi Kapal Tenggelam di Bengkulu Berisi 104 Penumpang, Mesin Mati Diguncang Ombak Besar
Hal itu karena pintu depan sekolah tidak bisa diakses. Mereka lantas masuk lewat pintu belakang yang merupakan akses menuju asrama SMA Frateran.
"Entah bagaimana, dia masuk dari depan pasti tidak bisa. Masuk lewat belakang muter, pintu belakang, pintunya asrama karena di sini ada asrama dari siswa SMA (Frateran)," jelas Tjandra.
Setelah tugas PJOK diselesaikan, korban berpindah lokasi dengan melompati pagar di dekat mesin outdoor AC sekolah. Namun, ia mengalami kesulitan dan akhirnya memutar ke pagar samping.
"Waktu itu baru hujan dan genangan air diinjak kabel AC terkelupas bungkusnya, kena air dan tersetrum," tambahnya.
Sayangnya, korban tak sengaja menginjak kabel AC yang terkelupas hingga membuat dirinya tersetrum. Saat itu, tangan korban sempat memegang pagar besi di dekat mesin AC.
"Waktu kesetrum tangannya dia pegang besi ini. Temannya masih mengira bermain-main. Akhirnya jatuh, dia jatuh karena terbentur besi pagar atau ubin atau karena tersetrum, tidak diketahui," ucap Tjandra.
Kronologi siswa SMP tersetrum listrik hingga tewas di sekolah itu dibenarkan oleh ayah korban, Tanu. Ia menyebut anaknya memang berencana mengerjakan ujian praktik PJOK bersama temannya pada saat hari libur.
Ayah Steven Sukha Hariyadi itu mengatakan, putranya dan beberapa teman tiba di sekolah di kawasan Krembangan sekitar pukul 11.23 WIB, ketika sekolah dalam keadaan libur. Ia menyebut bahwa anaknya tersengat listrik saat menginjak kabel AC yang terkelupas.
"Putra saya berteriak, (katanya) aku kesetrum lalu mematung selama sekitar 40 detik. Akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar," ujar Tanu saat dikonfirmasi, Kamis (8/5/2025).
Korban sempat dilarikan ke RS Adi Husada di Jalan Undaan Wetan oleh teman-temannya. Namun, ia dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 12:35 WIB.
Melansir Tribunnews.com, Tanu sempat mengungkap kondisi tubuh putranya usai meninggal. Ia menyebut ada luka di kaki sang putra dan bercak merah di punggung.
"Saat saya memandikan jenazah, saya melihat luka di kakinya, bercak merah di punggung, dan bintik-bintik merah di lengannya. Dugaannya, urat syarafnya putus," tutur Tanu.
Orang tua korban mengaku kecewa dengan sikap sekolah yang tidak menjelaskan kronologi kejadian. Adapun pihak sekolah membantah adanya unsur kelalaian hingga menyebabkan siswa meninggal. Ia menyebut korban datang ke sekolah di hari libur tanpa izin.
"Sedangkan saya tanggal 7 April 2025 datang ke sekolah bermaksud menanyakan kronologi, tapi hanya sebatas mendapat cerita tentang kehidupan Steven sehari-hari di sekolah."
"Padahal peristiwa itu terjadi di sekolah. Kalau memang ada empati datang ke rumah jelaskan, maka kami sebagai orang tua maka akan jatuh hatinya," tegasnya.
Demikianlah kronologi siswa SMP tersetrum listrik hingga tewas di Surabaya. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |