Grid.ID - Berikut sejarah Api Abadi Mrapen yang tetap menyala meski diterpa hujan. Ternyata masuk dalam prosesi perayaan Hari Raya Waisak.
Hari Raya Waisak adalah momen suci yang sangat penting bagi umat Buddha di berbagai belahan dunia. Pada tahun ini, Waisak diperingati pada hari Senin, 12 Mei 2025, dan telah ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia.
Penetapan ini tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) mengenai daftar hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025 yang diumumkan pada 14 Oktober 2024. Tak hanya dirayakan di Indonesia, Waisak juga dikenal luas secara global dengan berbagai nama.
Melansir dari Kompas.com, salah satu rangkaian dalam perayaan Waisak di Indonesia adalah prosesi pengambilan Api Dharma dari sumber Api Abadi Mrapen yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Untuk peringatan hari raya Waisak tahun 2025, pengambilan Api Dharma dari Mrapen dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (10/5/2025) antara pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.
Api Abadi Mrapen merupakan fenomena alam yang langka di Indonesia. Api ini dikenal tidak pernah padam, bahkan ketika turun hujan lebat sekalipun, karena api tersebut berasal dari gas alam yang menyembur dari dalam tanah dan terbakar secara alami.
Mengenal Asal-usul Api Abadi Mrapen
Melansir dari Antara, Fenomena ini terbentuk akibat adanya gas bumi yang terperangkap di bawah permukaan tanah. Gas tersebut keluar melalui celah-celah di tanah, dan saat muncul di permukaan, langsung tersulut dan menghasilkan api yang terus menyala.
Lokasi ini bukan hanya menyimpan kekayaan energi alam, tetapi juga menjadi situs geologi yang penting, baik dari sisi sejarah maupun nilai spiritualnya.
Api Mrapen Pernah Padam pada 2020
Meskipun disebut "abadi", pada 25 September 2020 api ini pernah mati. Berdasarkan penjelasan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan, sebelum padam terjadi semburan air bercampur gas akibat aktivitas pengeboran sumur di sekitar lokasi, yang diduga mengganggu jalur gas yang mempertahankan nyala api.
Setelah beberapa bulan padam, pada awal 2021 Dinas ESDM Jawa Tengah melakukan berbagai langkah teknis untuk menghidupkan kembali api tersebut. Kepala Dinas ESDM saat itu, Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan bahwa timnya melakukan survei bawah tanah, pemetaan geologi, serta pengukuran geolistrik 3D untuk menemukan kembali kantong gas yang menjadi sumber api.
Source | : | Kompas.com,antara |
Penulis | : | Fidiah Nuzul Aini |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |