Lewat pendekatan riset dan uji coba yang matang, Didiet telah berhasil mengubah tenun ikat menjadi tren baru di kalangan muda dan pasar global. Bahkan kainnya merambah Amerika, Eropa, Singapura, dan Malaysia melalui platform daring.
Didiet Maulana juga berhasil memberdayakan lebih dari 200 perajin tenun dari berbagai daerah seperti Klaten, Palembang, Kediri, hingga Bali. Ia bahkan yang mengatur sistem pengawasan langsung di tiap wilayah demi menjamin mutu dan kesinambungan pasokan kain.
Kesuksesannya itu tidak lepas dari kegagalan awal saat membuka biro arsitek yang hanya bertahan sembilan bulan. Dari sana, ia belajar untuk menghitung dengan matang setiap kebutuhan bisnis dan melakukan riset langsung ke sumber tenun terbaik di Jepara hingga Bali.
Selain itu, Didiet juga mengaplikasikan strategi branding cerdas. Ia mengajak rekan selebriti mengenakan rancangannya dan mengunggahnya ke media sosial dengan tagar #IkatIndonesia. Strategi ini sukses menjangkau pasar lebih luas dan mengangkat kembali pamor kain tradisional.
Karya-karya perancang busana ini telah digunakan oleh sederet selebriti seperti Andien, Vidi Aldiano, Titi DJ, hingga para menteri. Tak hanya itu, rancangannya juga pernah dijadikan suvenir resmi dalam ajang Grammy Award 2016.
Saat ini, selain aktif sebagai desainer, ia merupakan pemilik galeri tunggal di Jakarta Selatan. Didiet juga terlibat dalam organisasi seperti KADIN dan AMIN, serta menjadi pembicara inspiratif bagi generasi muda yang ingin menjadi wirausaha berbasis budaya.
Itulah profil Didiet Maulana, desainer kenamaan Tanah Air. Dia adalah contoh nyata bahwa ketekunan, kecintaan pada budaya, dan keberanian keluar dari zona nyaman mampu membawa perubahan besar. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Sumsel |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |