Selain Endang, ada 12 orang lagi yang menjadi korban ledakan amunisi di Garut terdiri dari 4 anggota TNI dan 8 warga sipil lainnya. Insiden tersebut terjadi dalam proses penghancuran amunisi yang sudah tidak layak pakai oleh pihak TNI.
Melansir dari Kompas.com, kegiatan pemusnahan ini telah dilakukan pada 6 Mei 2025. Ledakan pada Senin (12/5/2025) pagi merupakan kegiatan pemusnahan tahap kedua.
Hingga saat ini, RSUD Pameungpeuk masih melakukan proses identifikasi terhadap jenazah karena kondisi korban yang hancur akibat ledakan. Tim DVI (Disaster Victim Identification) telah berhasil mengenali identitas sebagian korban, yaitu 4 anggota TNI dan 5 warga sipil.
Pihak rumah sakit meminta keluarga korban untuk membawa data-data pendukung seperti ijazah, foto terakhir, sikat gigi, dan pakaian korban guna mempercepat proses identifikasi.
Penjelasan dari TNI
Brigjen Wahyu Yudhayana, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, menjelaskan bahwa ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat proses pemusnahan amunisi usang dilakukan. Menurutnya, tim teknis sudah memastikan lokasi aman dan mempersiapkan dua lubang untuk peledakan. Satu lubang tambahan juga disiapkan untuk penghancuran sisa detonator.
Namun, saat penataan amunisi aktif yang tak lagi layak digunakan di lubang ketiga, terjadi ledakan hebat yang menyebabkan 13 orang kehilangan nyawa. (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Fidiah Nuzul Aini |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |