“Karena hewan itu tampak sedang merumput, pengemudi terus mengemudi ketika dia melihat bahwa situasinya aman,” ujarnya.
Namun, tiba-tiba seekor anak gajah muncul dari sisi kiri hutan dan berusaha untuk menyebrang. Karena jarak yang terlalu dekat pengemudi tersebut terkejut dan tidak bisa menghindari gajah dan menyebabkan tabrakan yang fatal.
“Jarak yang pendek membuat pengemudi tidak mungkin berhenti tepat waktu, yang mengakibatkan tabrakan fatal. Bayi gajah itu mati di tempat kejadian,” kata Zulkifli.
Zulkifli juga menambahkan bahwa pengemudi truk tidak mengalami luka usai insiden anak gajah tertabrak truk ini.
Diketahui peristiwa tersebut bukan pertama kali terjadi di Jalan Raya Timur-Barat. Jalur tersebut dikenal sebagai kawasan yang rawan pertemuan antara manusia dengan gajah akibat adanya penyempitan habitat satwa liar.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, pada Januari 2025, sebuah keluarga mengalami peristiwa yang menegangkan saat kawanan gajah melakukan penyerangan dengan mengguncang mobil mereka. Lalu, pada April 2024 juga terdapat kasus seekor anak gajah juga tewas tertabrak kendaraan sport.
Petugas mengimbau para pengemudi untuk melintasi jalan tersebut antara pukul 11.00 hingga 16.00 supaya menghindari pertemuan dengan gajah. Kemudian, sebagai upaya jangka panjang Yusoff menyebutkan bahwa Suaka Gajah Perak saat ini tengah dibangun untuk mengurangi konflik manusia dan gajah di sekitar jalan raya dan ditargetkan selesai pada tahun 2029.
Menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), Gajah Asia termasuk dalam spesies yang terancam punah yang dilindungi undang-undang. Populasi mereka terus menurun akibat perburuan liar, kehilangan habitat, serta adanya konflik dengan manusia.
Aktivis konservasi menyerukan pentingnya pembangunan koridor satwa liar dan sistem peringatan dini di jalur-jalur beresiko tinggi. Tanpa intervensi yang serius, benturan antara kendaraan dan satwa liar dapat terus berulang dengan konsekuensi tragis yang bisa menimpa hewan maupun manusia. (*)
Baca Juga: Sisi Gelap Sirkus Taman Safari, Pemain Pernah Dipaksa Makan Kotoran Gajah hingga Disetrum
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,The Straits Times |
Penulis | : | Faza Anjainah Ghautsy |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |