Lebih lanjut, ia menjelaskan soal proses pemusnahan amunisi tersebut. Warga biasanya bekerja sampai belasan hari, tergantung dari datangnya barang yang akan dimusnahkan.
"Kadang Rp 50 ribu, kadang Rp 100 ribu, ada iya (pengepulnya)," ucap Agus.
Menanggapi insiden nahas tersebut, Dedi Mulyadi menyebut ia akan bertanggung jawab. Bahkan menanggung biaya anak-anak dari korban, mulai dari pendidikan sekolah hingga kuliah.
"Untuk anak-anaknya yang belum menikah, itu menjadi tanggung jawab gubernur. Mereka pendidikannya, kehidupan sehari-harinya, biar nanti kami yang mengambil alih tanggung jawab itu," ujar Dedi.
Selain itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menyalurkan santunan sebesar Rp 50 juta kepada setiap keluarga korban. Dana tersebut diperuntukkan bagi biaya pemulasaran jenazah.
"Itulah bentuk bantuan yang kami sediakan. Nilainya Rp 50 juta per orang. Bagi yang masih sekolah, bantuan bisa berlanjut hingga jenjang kuliah," jelasnya.
Upaya tersebut digunakan Dedi Mulyadi untuk sedikit meringankan beban para anak korban ledakan amunisi di Garut. Meskipun telah kehilangan keluarganya, ia berharap kehidupan keluarga korban akan tetap berjalan. (*)
Source | : | tribunnews,Kompas TV |
Penulis | : | Ines Noviadzani |
Editor | : | Ayu Wulansari K |