Grid.ID - Mengapa orang selingkuh jika mencintai pasangannya? Pertanyaan itu mungkin sempat terbesit dalam pikiran Anda. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak beberapa penyebab orang selingkuh di bawah ini.
Perselingkuhan sering dianggap sebagai akibat dari hubungan yang rusak. Namun, kenyataannya lebih kompleks. Banyak orang selingkuh bukan karena mereka tidak mencintai pasangannya, melainkan karena faktor-faktor lain yang lebih tersembunyi.
Artikel ini mengungkap penyebab orang selingkuh meski berada dalam hubungan yang terlihat bahagia, sebagaimana dikutip dari Psychology Today, Jumat (16/5/2025). Apa saja?
1. Godaan yang Tak Terkontrol di Era Digital
Salah satu penyebab orang selingkuh yang cukup dominan adalah godaan yang tak terhindarkan dari lingkungan sekitar. Di era digital dan mobilitas tinggi, peluang untuk bertemu orang baru semakin terbuka lebar—baik lewat pekerjaan, perjalanan, maupun media sosial.
Teknologi membuat akses pada hubungan di luar pernikahan menjadi lebih mudah, cepat, dan murah. Dalam situasi seperti ini, godaan untuk mendapatkan kepuasan instan semakin kuat. Bahkan seseorang yang sedang berada dalam hubungan bahagia pun bisa tergelincir hanya karena semua serba tersedia di ujung jari.
2. Harga Diri yang Rapuh Meski Dicintai
Cinta dari pasangan kadang tak cukup bagi seseorang yang memiliki masalah dengan harga diri. Ini adalah penyebab orang selingkuh yang kerap luput dipahami.
Meski sudah dicintai dan dihargai, orang dengan self-esteem rendah tetap merasa ada yang kurang. Pujian pasangan pun terasa hambar seiring waktu.
Ketika ada pihak lain yang memberi perhatian baru, muncul rasa dihargai yang "segar" dan membangkitkan ilusi kepercayaan diri. Sayangnya, efek ini hanya sementara, dan sering kali justru memperparah perasaan hampa dalam diri pelaku.
3. Ada Gairah yang Hilang
Terkadang, penyebab orang selingkuh bukanlah karena ingin meninggalkan pasangan, melainkan karena merasa ada bagian dari diri mereka yang hilang. Dalam hal ini, perselingkuhan menjadi cara untuk mengejar kembali perasaan akan kebebasan, gairah, dan fantasi yang lama tak dirasakan.
Source | : | Psychology Today |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Irene Cynthia |