Grid.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi akan merencanakan jam malam untuk pelajar. Hal itu dilakukan agar tak banyak anak sekolah yang masih nongkrong di atas jam 8 malam. Apa alasan lainnya?
Dedi Mulyadi kembali membuat kebijakan baru yang kontroversial. Seperti kabar terbaru yang beredar, desas-desus mengenai adanya jam malam sudah mulai terdengar.
Sebelumnya Dedi sudah membuat kebijakan terkait pengiriman anak bermasalah ke barak militer. Kini tampaknya ia akan membuat kebijakan lain yang masih berhubungan dengan anak sekolah.
Sang gubernur akan menciptakan lingkungan yang tertib dengan memberlakukan jam malam. Hal itu terungkap usai dirinya menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Pemprov Jabar dengan Polda Jawa barat dan Polda Metro Jaya.
Kerja sama tersebut bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam penegakan hukum dan menjaga ketertiban umum. Namun selain untuk keamanan umum, kerjasama juga dimaksudkan untuk pengawasan terhadap anak-anak remaja.
"Jam tertentu mungkin saya akan berlakukan pada hari belajar, tidak boleh lagi nongkrong di atas jam 8 malam misalnya. Karena kan mereka harus di rumah, di luar godaannya terlalu banyak," ujar Dedi, dikutip dari Kompas.com.
Godaan terhadap anak-anak yang masih berkeliaran di luar rumah saat malam hari termasuk dengan kemungkinan adanya hal-hal buruk. Di antaranya narkoba, obat terlarang maupun minuman oplosan.
"Narkoba, obat terlarang, minuman oplosan yang tersebar di mana-mana dan pengetatan pengawasan anak sekolah," ujar Dedi.
Selain akan memberlakukan jam malam, Dedi Mulyadi juga telah memberlakukan kebijakan pelarangan wisuda dan pelarangan siswa membawa kendaraan ke sekolah. Para siswa dianjurkan untuk memakai kendaraan umum atau berjalan kaki ke sekolah.
Menurutnya, kebijakan tersebut telah menunjukkan hasil yang positif. Terutama soal memberlakukan kebiasaan jalan kaki untuk anak-anak sekolah.
Berbagai masalah yang biasa terjadi di kalangan pelajar seperti tawuran pun sudah kian berkurang. Keberhasilan tersebut akan menjadikan lingkungan pelajar menjadi lebih aman.
"Hari ini saya bersyukur, di berbagai tempat mengalami penurunan. Anak bersekolah dengan baik, tawuran mulai menurun, anak sudah senang berjalan kaki," jelas Dedi, dikutip dari Tribunnews.
Lebih lanjut, penandatanganan MoU antara Pemprov jabar dan kepolisian tidak hanya menyasar keamanan sosial. Kerjasama tersebut juga bertujuan untuk menciptakan kondisi yang kondusif, terutama terkait dengan pertumbuhan ekonomi.
"MoU ini menyangkut peningkatan keamanan di seluruh Jawa Barat hingga mendorong pertumbuhan iklim investasi yang kondusif. Kemudian melahirkan banyak tenaga kerja," ujarnya.
"Ada ketentraman di pasar dan berbagai tempat lainnya," sambungnya.
Terkait dengan kebijakan pengadaan jam malam untuk pelajar dan kebijakan lainnya, Dedi Mulyadi optimis hal itu akan memberikan perubahan yang signifikan. Terutama soal kedisiplinan anak-anak sekolah yang sangat mungkin tergoda sesuatu yang menyimpang dan bisa berakibat buruk untuk masa depannya. (*)
Source | : | tribunnews,Kompas.com |
Penulis | : | Ines Noviadzani |
Editor | : | Nesiana |