Grid.ID – "Kerja, kerja, kerja!"
Di era kondisi ekonomi kayak saat ini, waktu buat rebahan rasanya semakin berkurang. Setiap orang seolah dituntut buat kerja keras 24 jam selama 7 hari tanpa jeda. Kalau jeda sebentar, siap-siap ketinggalan sama banyak hal.
Fenomena ini dikenal sebagai hustle culture, sebuah budaya yang mengedepankan produktivitas tanpa batas dan menomorsatukan karier. Pokoknya, selama tubuh belum merasa lelah, semua diterabas!
Semangat hustle culture memang bakal membuka peluang karier dan jaringan orang-orang lebih luas. Penghasilan pun bisa meningkat karena culture ini mendorong setiap orang bekerja tanpa henti.
Masalahnya, mereka yang menjalani hustle culture rentan jadi ngang-ngong, apalagi di jam-jam tanggung.
Baca Juga: Optimis, Andien Aisyah Yakin Tak Kesulitan Mengenalkan Kebaya Indonesia ke Gen Z
Istilah ngang-ngong sebenarnya menggambarkan kondisi saat tubuh dan pikiran seperti disconnect dari dunia. Biasanya, terjadi di jam-jam tanggung, antara 10.00 - 11.00, 15.00 - 17.00, bahkan di malam hari saat jam 21.00 - 23.00. Kamu mungkin pernah merasakan kondisi tersebut pada salah satu rentang waktu tersebut, kan?
Momen ngang-ngong bakal terasa dengan beberapa tanda. Awalnya, perut mulai terasa lapar. Mau makan, tanggung karena belum jamnya, atau sudah makan tapi masih ingin ngemil.
Karena dibiarkan, kamu jadi gelisah dan terus-terusan liat jam. Perut pun terus bunyi krucuk-krucuk yang menunjukkan kalau tubuh belum menerima makanan dalam beberapa jam.
Lama-kelamaan energi yang disimpan pun jadi sedikit dan bikin kamu makin sulit konsentrasi. Saat diajak ngobrol, kamu jadi kebanyakan menjawab, “Hah? Hoh?” ke lawan bicara.
Familiar dengan kondisi ini? Mulai sekarang, coba cari cara agar kamu tetap produktif dan terhindar dari momen ngang-ngong. Misalnya, saat lapar kecil mulai datang, jangan dibiarkan! Kamu bisa ganjal perut dulu dengan mengonsumsi camilan.
Eits, tapi jangan asal ngemil agar tidak mengganggu jam makan utama, ya! Soalnya, kalau terlalu kenyang, kamu jadi melewatkan makan berat. Tubuh pun enggak punya cukup energi buat menyelesaikan pekerjaan.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |