Grid.ID- Kronologi perubahan nama Jokowi akhirnya terungkap. Nama adalah identitas yang menyimpan jejak sejarah pribadi seseorang, begitu juga dengan nama Jokowi.
Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, ternyata menyimpan kisah unik di balik nama yang kini dikenal luas. Ia dulunya bernama Mulyono, lalu berganti menjadi Joko Widodo.
Lalu apa alasan yang mendasari perubahan nama tersebut? Jokowi pun buka suara terkait hal ini.
Sebagaimana dikutip dari Tribun Banten, Sabtu (24/5/2025), belum lama ini sang mantan Presiden RI ungkap kronologi perubahan nama Jokowi. Ia angkat bicara soal kabar yang menyebut dirinya memiliki nama masa kecil lain, yakni Purwoko dan Mulyono.
Nama itu diungkap oleh kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Forum Keadilan TV. Sebelumnya, Dian juga sempat mengunggah ijazah Jokowi ke media sosial.
Dian menyebut Jokowi punya tiga nama, yaitu Purwoko, Mulyono, dan kemudian Joko Widodo. Menurut Dian, Jokowi lahir dengan nama Purwoko. Lalu diganti menjadi Mulyono, dan akhirnya menjadi Joko Widodo.
Dalam pernyataan resminya, Jokowi langsung memberikan klarifikasi. Ia bicara kepada awak media saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat (23/5/2025).
Dalam ingatannya, Jokowi mengaku hanya tahu pernah diberi nama Mulyono oleh kedua orangtuanya, yaitu Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi. Nama ini berarti “mulia”.
Namun karena sering sakit, orangtuanya menganggap nama itu kurang cocok. Nama Mulyono kemudian diganti menjadi Joko Widodo. Nama ini bermakna “anak laki-laki yang selamat dan sejahtera”.
Meski begitu, ia tidak tahu pasti kapan perubahan nama itu terjadi. Namun ia memperkirakan pergantian nama terjadi sebelum masuk sekolah dasar. “Enggak tahu juga, tapi sebelum SD lah,” ujar Jokowi.
Dalam budaya Jawa, perubahan nama bukan hal asing. Nama dianggap membawa pengaruh terhadap nasib seseorang. Karena itu, arti perubahan nama Mulyono menjadi Joko Widodo juga diyakini sebagai bentuk harapan orangtua terhadap masa depan anaknya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |