Grid.ID- Pelecehan seksual oleh oknum guru di Depok terjadi kepada sekitar 7 siswa. Pelaku justru menyebut para siswi yang memancing tindakan tersebut.
Kasus pelecehan secara verbal dan fisik oleh oknum guru di Depok pertama kali viral setelah pelatih eskul paskibra SMP Negeri 3 Depok, bernama Sarah Prasiska mengunggah bukti kejadian tersebut. Dalam akun Instagram-nya, Sarah menceritakan kesaksian dari para korban yang telah dilecehkan sejak enam tahun lalu.
Pelaku yang berinisial IW diduga melakukan pelecehan secara verbal dengan mengajak korban membahas hal-hal berbau dewasa. Korban kemudian memberanikan diri untuk merekam pembicaraan selanjutnya sebagai barang bukti pelecehan.
"Salah satu korban inisial V merupakan siswi kelas 7 mengalami pelecehan verbal dari oknum guru dengan topik pembicaraan 21+ yang berulang. Sampai akhirnya korban memberanikan diri merekam pembicaraan selanjutnya sebagai bentuk bukti bahwa apa yang korban alami adalah benar dan tidak merekayasa (bukti berupa video rekaman percakapan saat bulan puasa 2025)," ungkap Sarah, dikutip Grid.ID dari TribunJabar.id.
Atas tindakan pelecehan tersebut, korban sebenarnya sudah sempat melaporkan ke kepala sekolah dan guru. Namun, kepala sekolah dan guru tidak memercayai cerita korban.
Mereka beranggapan bahwa IW yang menjabat sebagai guru musik tidak mungkin melakukan pelecehan seksual karena memiliki istri yang cantik. Guru dan kepala sekolah kemudian meminta korban untuk tidak menyebarluaskan hal tersebut.
"Korban V bersama orangtuanya melaporkan kejadian tersebut karena merasa memiliki bukti rekaman tersebut kepada guru dan kepala sekolah. Namun yang didapati adalah bentuk penyudutan seakan korban tidak mungkin mengalami hal itu karena pelaku merupakan guru musik yang dilabeli tidak mungkin berbohong. Ditambah pelaku memiliki istri yang cantik sehingga tidak mungkin melakukan pembicaraan tidak senonoh tersebut. Guru dan kepsek yang ada di ruangan meminta korban V untuk tidak menyebarluaskan hal ini (dan dianggap selesai)," imbuh Sarah.
Korban selanjutnya yaitu siswi kelas 8 juga mengalami pelecehan, bahkan secara fisik. Diduga IW melakukan tindakan meremas bokong korban.
"Korban kedua dengan inisial A merupakan siswi kelas 8. Korban A saat itu sedang membantu temannya (anak PMR) untuk membagikan obat tambah darah kepada kelas 7. Kemudian di salah satu kelas terdapat pelaku yang sedang mengajar. Setelah korban A selesai membagikan obat, korban A bersalaman dengan pelaku untuk izin pamit keluar.
Sembari bersalaman, pelaku memulai pembicaraan menanyakan obat tersebut gunanya apa dan apakah bisa untuk laki-laki sambil merangkul pinggang korban A. Kemudian korban A merasa risih dan menjauh dan secara tiba-tiba pelaku meremas bokong korban sebanyak 2-3 kali. Korban merasa terkejut dan bingung bereaksi apa. Sehingga korban A hanya mundur dan tidak lama meninggalkan ruang kelas tersebut (kejadian tahun 2024)," pungkas Sarah.
Sarah juga menjelaskan bahwa pelecehan tersebut sudah terjadi sejak tahun 2019 dan terus berlanjut hingga 2025. Korban meliputi siswi kelas 7, 8, bahkan siswi yang sudah lulus.
Source | : | TribunJabar.id,Kompas |
Penulis | : | Faza Anjainah Ghautsy |
Editor | : | Ayu Wulansari K |