Grid.ID- Profil Sahar Emami, seorang presenter TV wanita yang diberi julukan "Singa Betina Media Iran". Julukan ini diberikan lantaran keberaniannya untuk tetap siaran di tengah serangan Israel.
Pembawa berita Iran bernama Sarah Emami menjadi simbol keberanian dan ketahanan wartawan setelah rudal Israel menghantam kantor pusat televisi pemerintah Iran saat sedang melakukan siaran langsung. Serangan ini terjadi saat siaran langsung di IRINN (Jaringan Berita Republik Islam Iran).
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat studio siaran berguncang dan menyebabkan kekacauan. Saat itu, Sahar Emami sempat menjauh dari puing-puing dan mencari tempat yang aman.
Namun, beberapa menit kemudian, Sahar kembali ke meja penyiaran dan dengan berani melanjutkan tugasnya tersebut. Meski terkena serangan bom langsung, Sahar saat itu tak gentar dan justru mengirimkan pesan yang kuat kepada para penonton.
“Apa yang terjadi adalah upaya putus asa oleh rezim Israel untuk membungkam kebebasan berbicara," katanya.
"Jika gedung jaringan berita diserang, suara kebenaran tidak akan dibungkam. Kami akan melanjutkan pekerjaan kami, dan media nasional akan terus menyiarkan dengan kuat." tegasnya, dilansir dari Tribunnews.com.
Kata-katanya ini kemudian memicu gelombang kekaguman di media sosial Iran dan global. Banyak warganet yang memujinya dan memberikannya julukan "singa betina media Iran" dan "simbol perlawanan nasional".
Dari momen heroik Sarah Emami tersebut, banyak orang kemudian mengkritik media Barat yang mengabaikan kisah jurnalis satu ini. Pengguna internet mengkritik standar ganda jaringan internasional yang sering kali mempromosikan tentang kebebasan pers, namun mereka justru bungkam tentang kejadian penyerangan pers yang satu ini.
Salah satu jurnalis yaitu Muna Hawwa, menuliskan pesannya tentang keberanian Sahar Emami. Dia menyebutkan presenter Iran satu ini sebagai wanita yang pemberani meskipun Sahar adalah seorang perempuan berkerudung hitam yang biasanya jarang menjadi representasi kepahlawanan.
“Jurnalis yang tangguh, Sahar Emami, wanita pemberani yang menghadapi pemboman pendudukan dari dalam ruang redaksi di Teheran dan melanjutkan pekerjaannya dengan teguh," tulis Muna Hawwa.
“Seorang wanita yang mengenakan kerudung hitam tidak sesuai dengan model kepahlawanan yang diakui menurut standar narasi pembebasan yang diterima, bahkan jika dia bangkit seperti burung phoenix dan menyelesaikan misinya dengan bangga dan menantang,” tambahnya.
Baca Juga: Profil Dul Jaelani, Anak Maia Estianty dan Ahmad Dhani yang Ikut Terjun Jadi Musisi
Source | : | tribunnews.com,Kompas |
Penulis | : | Faza Anjainah Ghautsy |
Editor | : | Nesiana |