Grid.ID- Ini filosofi paes ageng Solo yang dikenakan Alyssa Daguise saat acara ngunduh mantu. Apa kira-kira bedanya dengan paes ageng Yogyakarta?
Ngunduh mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise diketahui telah berlangsung. Acara ini dilaksanakan pada Rabu (19/6/2025) malam di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat.
Pasangan pengantin ini mengenakan busana adat Jawa gaya Surakarta (Solo). Mereka tampil menawan dengan tata rias hingga berbagai aksesori tradisional.
Dalam acara ini, Alyssa tampak anggun mengenakan busana adat pengantin Jawa dilengkapi dengan paes ageng Solo. Paes Ageng sendiri memliki dua jenis yaitu, paes Ageng Solo dan paes Ageng Yogyakarta.
Pada zaman dulu, busana dan tata rias paes ageng Keraton Yogyakarta dan Solo hanya boleh dikenakan oleh kerabat raja. Selanjutnya di Yogyakarta, baru pada masa Sultan HB IX atau tahun 1940, masyarakat umum diizinkan memakai busana ini dalam upacara pernikahan.
Paes atau papaes sendiri berarti memuat indah atau menghiasi dahi. Proses ini meliputi memperindah alis mata, membersihkan rambut halus di dahi (sinom) dan memperindah area sekitar mata.
Adapun perbedaan paes ageng Solo dan Yogyakarta yaitu, paes ageng Yogyakarta identik dengan pembuatan paes atau riasan hitam di bagian dahi yang bentuknya lebih runcing. Sedangkan, paes ageng Solo bentuknya lebih melebar atau cenderung oval di bagian ujung.
"Kalau paes seperti ala pengantin Solo putri itu kan riasan hitam di dahinya lebih ke oval, kalau paes ageng (Yogyakarta) lebih runcing dan tegas. Ini yang membedakan paes ageng Jogja dengan lainnya. Menjadi salah satu ciri khas," ujar MuA Galih Setyo Jatmiko, dilansir dari TribunMataraman.com.
Detail perbedaan dari riasan paes ageng Yogyakarta dengan paes ageng Solo bisa dilihat dari lima aspek. Lima hal ini mencakup bentuk penunggul atau gajahan, pengapit, penitis, godheg dan penggunaan prada dan pidih.
Di Yogya, penunggul atau gajahan bentuknya seperti potongan sirih, berujung runcing dan sedikit melengkung. Sedangkan, Solo bentuknya setengah ujung telur bebek atau yang dikenal dengan nama gajahan.
Selanjutnya, baik Yogya dan Solo pengapitnya, sama-sama serupa yaitu berbentuk ngundup kanthil. Untuk penitisnya, Yogya berbentuk seperti potongan daun sirih, lebih kecil dari penunggul, ujungnya runcing dan sedikit melengkung.
Baca Juga: Usai Sah Jadi Pasangan Suami Istri, Al Ghazali Ajak Alyssa Daguise Tinggal Sementara di Kontrakan
Source | : | National Geographic Indonesia,TribunMataraman.com |
Penulis | : | Faza Anjainah Ghautsy |
Editor | : | Ayu Wulansari K |