Grid.ID - Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengaku lebih memilih menjadi pemimpin yang dibenci. Pernyataannya tersebut pun diduga buntut dari kasus hentikan tambang ilegal.
Sebelum mengaku lebih memilih menjadi pemimpin yang dibenci, Dedi Mulyadi menyampaikan soal arah kepimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat. Dimana ia sendiri menyadari bahwa apa yang dilakukannya kerap memicu respon pro dan kontra.
Kendati demikian, Dedi Mulyadi tetap mengucapkan rasa terima kasih. Terkhusus untuk seluruh masyarakat di Jawa Barat yang masih mendukung langkahnya menjadi pemimpin.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menyadari soal keputusan dan kebijakannya yang memang tak akan bisa memuaskan semua pihak. Oleh karenanya, Dedi mengaku enggan mengorbankan banyak orang hanya untuk melindungi sedikit orang.
"Jangan mengorbankan banyak orang hanya untuk melindungi sedikit orang. Itulah pemimpin," ucap Dedi Mulyadi dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Senin (23/6/2025).
Dedi juga menyinggung soal pemimpin yang harus berani mengambil keputusan besar demi kepentingan rakyat. Dimana hal itu memang bisa menimbulkan resistensi dari kelompok tertentu.
Lebih lanjut, saat ini Dedi memang sedang berupaya dalam memulikan fungsi lingkungan yang diakibatkan adanya praktik tambang liar.
"Semua direbut atas nama kepentingan ekonomi, atas nama perut tentunya. Tetapi tidak ada yang mau membenahi, semua orang terdiam," imbuh Dedi Mulyadi.
Tak berhenti sampai di situ, Dedi Mulyadi juga membeberkan soal keadaaan Jawa Barat yang pernah kehilangan keindahan alam seperti sawah, hutan, hingga kebun teh akibat penataan ruang yang amburadul.
Itulah sebabnya, Dedi Mulyadi ngotot ingin mengambil langkah tegas. Yakni dengan cara menghentikan tambah ilegal di kawasan yang dipimpinnya itu.
Dan ya, hal itu pun tak dipungkiri Dedi Mulyadi alam membuat munculnya penolakan dari kaum-kaum yang tak terima.
Baca Juga: Ketemu Pria Ponorogo Beristri 3, Dedi Mulyadi Syok dan Malah Adu Nasib: Saya Satu Aja Ilang
Source | : | Tribunnews.com,KOMPAS.com |
Penulis | : | Siti M |
Editor | : | Siti M |