Grid.ID - Sejarah dan mitos malam satu Suro dalam adat masyarakat Jawa. Ternyata ada berbagai pantangan di dalamnya.
Malam Satu Suro merupakan malam pertama pada awal tahun dalam kalender Jawa. Penanggalan Satu Suro ini bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah Islam.
Masyarakat Jawa biasanya memiliki tradisi untuk merayakan malam satu Suro. Misalnya, seperti kirab Kebo Kyai Slamet di Surakarta, ziarah kubur, ataupun siraman.
Melansir dari Kompas.com, kata "Suro" berasal dari kata "Asyura" dalam bahasa Arab berarti "Sepuluh" atau tanggal 10 Muharram. Muharram adalah nama bulan pertama dalam sistem penanggalan Hijriah yang dianggap sebagai bulan suci bagi umat Islam.
Adapun, sejarah malam 1 Suro telah diperingati sejak tahun 1633 Masehi ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo membuat kalender Jawa. Tanggal Satu Suro dipilih untuk mengawali Tahun Jawa atau Tahun Baru Saka.
Sultan Agung diketahui, menciptakan Kalender Jawa dengan menggabungkan sistem penanggalan Islam. Oleh karena itu, 1 Suro yang mengawali penanggalan Jawa bertepatan dengan tanggal 1 Muharram yang memulai tahun Hijriah.
Satu Suro ternyata dibuat untuk lebih mempersatukan raja dan rakyat biasa. Saat itu, Kerajaan Mataram mulai terancam sehingga Sultan Agung tidak mengadakan upacara ritual kerajaan Rajawedha.
Lalu, sebagai gantinya dia mengadakan upacara satu Suro yang hakikatnya menyatukan ritual Rajawedha dengan upacara kaum petani Gramawedha yang waktunya bersamaan dengan 1 Muharram. Perayaan ini dikalangan masyarakat Jawa memiliki makna sebagai awal tahun yang dianggap sakral dan suci.
Hal ini bertujuan untuk menemukan jati diri agar selalu tetap eling lan waspodo (ingat dan waspada) serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Sebagai hari yang dianggap suci, masyarakat Jawa meyakini ada sejumlah mitos yang tak boleh dilakukan saat malam 1 Suro, seperti sebagai berikut.
1. Dilarang Keluar Tanpa Kepentingan
Melansir dari TribunJogja.com, pada malam 1 Suro, masyarakat dilarang untuk keluar dan dianjutkan untuk berdiam diri di rumah, terutama di malam hari. Adapun, jika melanggar hal tersebut maka akan mendatangkan kesialan.
Baca Juga: Amalan Malam Satu Suro Menurut Pakar, Umat Islam Bisa Lakukan Ibadah Ini untuk Menghapus Dosa
Source | : | Kompas,TribunJogja.com |
Penulis | : | Faza Anjainah Ghautsy |
Editor | : | Irene Cynthia |