Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Musisi Erwin Gutawa ikut andil dalam pertunjukan teater Bawi Lamus.
Pada pementasan, Erwin Gutawa mencoba memainkan musik orkestra yang bertema alam Kalimantan dan tradisional.
"Ya sebenernya konsepnya sih saya main sama orkestra saya, cuma mencoba melebur, mendapatkan nada-nada, musik-musik yang ada di Kalimantan itu saya coba serap, saya coba mainkan dengan orkestra saya," ungkap Erwin Gutawa saat ditemui Grid.ID di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2018).
Baca Juga : Video Nempelnya dengan Raffi Ahmad Beredar, Cut Meyriska: Fitnah Lebih Kejam Daripada Pembunuhan!
Ayah dari Gita Gutawa ini mencoba mengkompilasikan nada pada pementasan Bawi Lamus.
"Jadi kan kalo di musik itukan ada iramanya, ada bunyi perkusinya ada rymenya, ada flashing melody nya, nah itu yang saya coba convert dengan permainan orkestra," ujar Erwin Gutawa.
Lazimnya orkestra melekat dengan musik luar negri, akan tetapi kali ini musik orkestra dipadupadankan dengan alat musik tradisional khususnya Kalimantan Tengah.
"Karena kan biasanya orkestra konotasinya dengan musik pop, musik barat, dengan cara ini kami main bareng, dengan bunyi gong, bunyi kulit, bunyi perkusi jadi bunyi-bunyian yang nggak lazim digunakan di orkestra," ungkap Erwin Gutawa.
Disamping itu, lelaki berusia 56 tahun ini juga harus membuat musik untuk para penari.
Dimana tempo-tempo tarian harus pas dengan nada musik orkestra yang diciptakan.
Apalagi membuat musik itu agar bisa mengkomunikasikan emosi dan perasaan sehingga pesan pada musik tersebut tersampaikan.
Baca Juga : Beranjak Remaja, Anak Dewi Lestari Akui Kesulitan Mendapatkan Pacar
Dimana cerita pada teater ini tentang alam dan bagaimana kondisi alam sekarang dibuat menjadi musik yang menyampaikan pesan tersebut
"Nah mungkin yang paling susah saya harus bikin musik untuk tari, kalo tari kan interpretasinya banyak, gerakan-gerakannya, itu sbetulnya orang yang nonton akan boleh menginterpretasikan itu untuk apa, nah musiknya juga begitu sih,"
Baca Juga : Chicco Jerikho Buka Restoran Lapo Halal, Bisa Dimakan Semua Kalangan!
"Walaupun kadang-kadang ada yang sangat nyata gitu mengenai kaya Kinyah Mandau itu terang, tapi banyak juga beberapa tarian itu interpretasinya bebas sekali, bisa mengenai alam, bisa mengenai binatangnya dan segala macam, dan di musik saya juga gitu,"
"Jadi mungkin tantangannya itu, kami harus menyelaraskan interpretasi itu walaupun penonton punya hak untuk boleh berkhayal, berimajinasi masing-masing dengan pikirannya," jelas Erwin Gutawa. (*)
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Widyastuti |