“Dengan tambahan pipa ini, maka pasokan air ke warga makin melimpah. Bahkan ada rencana kelak kelebihan pasokan itu akan digunakan untuk mengairi perkebunan juga,” papar Sofyan.
Baca Juga : Menyeramkan!Ramalan 2019: Tsunami Besar Akan Melanda Indonesia Hingga Artis Ketahuan Gay
Pipa paralon yang baru ini juga memiliki kualitas yang jauh lebih bagus dari pipa paralon biasa. Bahannya semi karet sehingga lebih lentur dan bisa mengikuti kontur tanah.
Kekuatannya pun berlipat ganda. “Menurut teknisi yang mengajari kami, kekuatan pipa ini dalam kondisi normal bisa mencapai 50 tahun pemakaian,” jelas Sofyan dengan nada gembira.
Pemasangan pipa baru ini memang tidak seperti pipa pada umumnya dan harus menggunakan teknik tertentu dengan peralatan elektrik. Tetapi ternyata warga tidak mendapat kesulitan berarti.
“Hanya di awal saja teknisi mengajari cara menyambung pipa, tetapi setelah itu warga mampu mengerjakan sendiri. Saya berharap, kelak mesin penyambung pipa ini dihibahkan sehingga kalau suatu saat ada kerusakan, warga bisa melakukan penyambungan sendiri,” harap Sofyan.
Sofyan mengaku, meski program padat karya ini hanya berlangsung 15 hari, namun sangat bermanfaat bagi warga desa di tengah kesulitan akibat bencana.
Keberadaan program padat karya ini dirasa memberi manfaat ganda. Selain mendapatkan tambahan penghasilan di tengah sulitnya masalah ekonomi paska bencana, hasil dari proyek padat karya itu juga langsung dinikmati masyarakat sendiri.
“Makanya warga antusias,” papar Sofyan yang sebelum bencana gempa, sehari-hari menjadi penjual beras di pasar.
Tambahan Modal Untuk Jualan Kue
Suasana ceria dan penuh semangat juga tergambar pada wajah ibu-ibu warga Desa Sibalaya.
Meski saat ini tinggal di rumah hunian sementara dengan segala keterbatasan, namun mereka tidak mau larut dalam duka.
“Memang sedih, tapi, kan, tidak boleh selamanya sedih. Hidup ini terus berjalan, kami semua punya anak dan keluarga yang perlu penghidupan, jadi kami harus segera bangkit,” kata Nirma (32), satu diantara ibu-ibu yang ada.