Hal itu seiring dengan maraknya industri kayu olahan (plywood) yang memanfaatkan jenis tanaman ini.
"Masyarakat sudah paham, sengon menjadi salah satu investasi yang cepat. Kalau dulu orang desa milih menanam jati, yang bisa dipanen 30-40 tahun kemudian. Sekarang, sengon ini sudah bisa dimanfaatkan kayunya hanya dalam waktu 5-6 tahun," kata Direktur Utama PT Nagabhuana Aneka Piranti, Gunawan Wijaya, di Solo, Rabu (11/12/2013).
Lebih lanjut ia mengatakan, kini semakin marak industri plywood di Jawa.
BACA JUGA: Ojek Online Di Bandung Dilarang, Di Banyuwangi Malah Buat Bantu Pasien Miskin
Perusahaannya adalah salah satu yang mulai menjajal bermain di industri kayu olahan pada akhir 2012.
Sebelumnya, perusahaan yang berdiri 15 tahun silam itu, hanya memproduksi mebel dari kayu jati.
Ekonomi global yang mulai lesu pada November 2012 lalu berdampak pada usahanya yang berorientasi ekspor.
Kemudian, ia pun mencari lini bisnis lain.
"Nah yang lagi menjadi trend ini adalah plywood. Dulu industri ini pernah berjaya, tapi sekarang karena hutan habis, banyak industri di Kalimantan tutup. Beberapa saja yang punya HPH. Sekarang, industri plywood mulai banyak di Jawa dengan sengon," ujarnya.
Gunawan lantas bercerita, dalam sebuah kesempatan berkunjung ke Jepang, ia mampir ke salah satu pabrik mebel ternama.
BACA JUGA: Bikin Haru, Pemuda Banyuwangi Ini Terus Cari Kerja dan Bertekad Sholat Berdiri Meski Hanya 1 Kaki
Ia mendapati, trend plywood tengah naik daun.
Orang-orang kini sudah sadar lingkungan, dan mulai menggunakan kayu yang eco labelling.
"Mereka enggak mau pakai bahan yang merusak lingkungan. Di Jepang lantai rumah dari kayu sengon lalu dilapis dengan kertas atau PVC," terangnya.
Ia pun mengaku tak terlalu sulit untuk mendapatkan bahan baku sengon untuk indutri plywood.
Sengon bisa ditemukan di seluruh wilayah di Indonesia, yang terbesar ada di Jawa.(*)
Source | : | kompas ekonomi,surya.co.id |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |