Find Us On Social Media :

INFOGRAFIS : 8 Bahaya Suntik Hormon Testosteron

By Jayeng, Jumat, 10 Maret 2017 | 03:06 WIB

8 bahaya suntik hormon testosteron

Grid.ID - Penyebab pertengkaran Evelyn dan Aming sudah diketahui.

Yaitu, Evelyn berhenti minum hormon.

Lalu menjadi mudah emosi, dan tidak stabil.

Dulu saat awal menikah dengan Aming, lewat program televisi Cerita Perempuan (TransTV) yang dipandu Maudy Koesnaedi dan Oki Setiana Dewi, Evelyn mengaku terlahir sebagai perempuan.

Lalu memutuskan mengubah dirinya seperti laki-laki. Namanya pun menjadi Kevin.

Dia melakukan suntik hormon.

Dalam hal ini hormon testosteron, alias hormon laki-laki.

Ternyata dia melakukan proses suntik hormon itu di Jepang.

Karena menurut dr. Suci Dwi Putri, dalam layanan konsultasi di klikdokter.com, hingga saat ini belum ada izin yang dikeluarkan dalam terapi hormon testosteron pada wanita untuk transgender.

Kecuali jika didasari oleh kelainan medis, misalnya pada penderita sindroma Klinefelter yang memiliki kelainan kromosom 47xxy.

Sedangkan pada wanita normal yang ingin menjadi pria hal tersebut tidak dianjurkan.

Hal itu karena ada efek samping dari hormon yang dimasukkan dalam tubuh dalam jangka panjang.

Menurut dr. Suci Dwi Putri, berikut hal terjadi setelah pemberian testosteron. 

1. Menyebabkan terhentinya menstruasi dalam bulan pertama

2. Pendalaman suara (suara lebih berat)

3. Ppeningkatan rambut wajah dan tubuh

4. Peningkatan ukuran klitoris

5. Peningkatan libido

6. Peningkatan kemampuan untuk membangun dan mempertahankan massa otot. 

7. Pengguna akan terlihat lebih laki-laki ke dunia luar, setelah satu tahun pengobatan, tetapi efek penuh testosteron yang dapat memakan waktu hingga 10 tahun.

Menurut dr. Suci Dwi Putri, suntik hormon testosteron juga punya efek samping yang cukup berbahaya bagi kesehatan, yaitu:

1. Meningkatnya kulit berminyak, jerawat,  berat badan

2. Sakit kepala. 

3. Hepatotoksisitas (kerusakan hati)

4. Resistensi insulin (insulin tidak dapat menjalankan fungsinya untuk sirkulasi glukosa).

5. Perubahan negatif dalam profil lemak darah (penurunan HDL dan  peningkatan trigliserida) dan homosistein. 

6. Polisitemia (gangguan pada sumsum tulang) pada mereka yang berisiko karena efek erythropoeitic 

7. Sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan keseimbangan kadar hormonal. 

8. Secara teori, hormon ini juga dapat menyebabkan resiko terkena kanker payudara, ovarium, endometrium dan kanker serviks.