Find Us On Social Media :

Kontroversi Jenazah Nenek Hindun, Ini Dua Versi Berbeda yang Bertentangan

By Hery Prasetyo, Selasa, 14 Maret 2017 | 04:20 WIB

Kasus Nenek Hindun yang tak disholatkan di mushola Al Mu'minun karena versi skeluarga dianggap pendukung penista agama menjadi perbincangan luas.

Grid.ID - Kematian Nenek Hindun terus memunculkan kontroversi yang menjadi perhatian masyarakat luas.

Nenek Hindun merupakan warga Jalan Karet Karya, Setiabudi, Jakarta Selatan yang meninggal dunia pada Selasa (7/3/2017).

Dia tidak disalatkan di Mushola Al Mu'minun di wilayahnya, meski keluarga menghendakinya.

Keputusan Nenek Hindun memilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Putaran I lalu dinilai sebagai alasan warga menolak mensalatkan dia di mushola.

Apalagi, sebelumnya muncul spanduk yang melarang mensalatkan jenazah yang semasa hidupnya mendukung penista agama.

Ini yang kemudian menjadi kontroversi meluas dan dibicarakan di mana-mana.

Versi keluarga

Menurut keterangan anak nenek Hindun, Neneng, pasca Nenek Hindun mencoblos Ahok-Djarot, keluarganya menjadi pergunjingan.

"Kami ini semua janda, empat bersaudara perempuan semua, masing-masing suami kami meninggal dunia, kini ditambah omongan orang yang kayak gitu."

"Kami bener-bener dizalimi, apalagi ngurus pemakaman orang tua kami aja susah," ujar Neneng, kepada Liputan6.com di kediamannya, Jalan Karet Raya II, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2017).

Neneng menceritakan, kronologi jenazah ibundanya ditolak disalatkan di musala oleh ustaz Ahmad Syafii.

Neneng mengatakan, saat itu dia dan keluarganya ingin agar jenazah Hindun disalatkan di mushola, tapi ditolak oleh Ustaz Ahmad Syafii lantaran tidak ada orang di mushola.

Selain itu, tak ada orang yang menggotong jenazah Hindun ke musala.