Find Us On Social Media :

Takut Ambil Keputusan Karir yang Salah? Startup Bukapintu.co bisa Bantu Kamu Para Millennials

By Way, Senin, 20 Maret 2017 | 22:34 WIB

ilustrasi pekerjaan

Grid.ID - Para millennials di Indonesia, saat ini seringkali kebingungan saat harus memilih pekerjaan, perusahaan, dan industri yang paling sesuai dengan mereka. 

Kebanyakan hanya mengikuti saran orangtua atau pilihan yang populer di lingkungan pergaulannya. 

Akhirnya, banyak yang merasa tidak bahagia dan tidak produktif di tempat kerja karena mengambil keputusan karier yang salah.

Atas dasar inilah Rangga Husnaprawira, ex-Expansion Team Uber Jakarta dan Bali, pada 2016 lalu mendirikan Bukapintu.co.

BACA JUGA (4 Item Wajib yang Harus Dipunyai Wanita Karir.)

Kini ada sebuah portal edukasi karier untuk anak muda Indonesia.

“Ada istilah misemployment is the new unemployment." 

"Masalah yang ada saat ini bukan hanya pengangguran, melainkan juga orang-orang yang tidak cocok di pekerjaannya."

"Faktornya ada banyak, misalnya ketidaksesuaian antara skill yang dimiliki dengan posisi yang ditempati, atau ketidaksesuaian kepribadian dan nilai-nilai dengan budaya perusahaan."

"Bayangkan, kita menghabiskan setidaknya hampir 80% waktu kita di pekerjaan."

"Kalau ribuan hingga jutaan orang salah mengambil langkah karier, secara kolektif produktivitas dan kebahagiaan masyarakat tidak optimal,” jelas Rangga.

Sebagai portal edukasi karier, Bukapintu rutin menerbitkan banyak artikel tips untuk karir. 

Mulai dari langkah-langkah mengidentifikasi potensi diri, tips melamar kerja seperti cara membuat CV dan mengikuti wawancara kerja

Ada juga tips agar sukses di pekerjaan. 

BACA JUGA (Cara Terbaik Mengolah Emosi Agar Terhindar Konflik di Kantor)

Selain itu, Bukapintu juga banyak memuat opini dari rekruter dan kisah-kisah sukses perjalanan karier anak muda Indonesia.

“Misi besar kami adalah membantu millennials membuat keputusan karier yang matang, tidak hanya karena mengikuti saran orangtua atau teman."

"Ke depannya, kami akan mengembangkan lebih banyak konten dalam format video, bekerjasama dengan teman-teman rekruter dan perusahaan,” ujar Rangga.

Tarik Kandidat Berkualitas Lewat Konten Populer

“Dalam menarik fresh graduate yang berkualitas, kami di Bukapintu mengidentifikasi masalah utama yang dialami banyak perusahaan." 

Rata-rata perusahaan memiliki sumber daya terbatas untuk dapat mengunjungi semua event karier seperti job fair dan campus visit.

Sementara itu, menurut survey LinkedIn tahun 2015, 58% generasi millennials mencari pekerjaan secara digital. 

"Itulah mengapa sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mengkomunikasikan Employer Value Proposition (EVP) mereka secara luas melalui platform digital untuk menjangkau kandidat yang tepat,” jelas Rangga.

Untuk mengakomodir kebutuhan tersebut, perusahaan dapat bekerjasama dengan Bukapintu untuk membuat konten populer dalam format artikel dan video.

Isinya tentang cerita-cerita karyawan dan gambaran budaya perusahaan.

Artikel itu kemudian akan dipromosikan ke audiens millennials Indonesia sesuai kebutuhan SDM perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang.

“Banyak kandidat berkualitas yang hanya melamar ke perusahaan yang mereka ketahui atau yang sudah populer di lingkungan pergaulan."

"Dengan mempromosikan cerita-cerita unik tentang perusahaan, seperti kisah perjalanan karier karyawan di perusahaan serta foto dan video suasana kantor, perusahaan punya kesempatan menunjukkan employer brand-nya."

BACA JUGA (Hati-Hati! Ini Tips Bagi Kamu yang Suka Curhat di Media Sosial, Kamu Bisa Kehilangan Pekerjaan Lho)

"Hal ini juga membantu mahasiswa dan lulusan sarjana untuk familiar dengan budaya perusahaan sebelum melamar, sehingga perusahaan akan mendapatkan kandidat yang lebih culture-fit,” tutup Rangga.

Bukapintu merupakan salah satu startup yang masuk dalam dalam program akselerasi dari GnB Accelerator Batch Kedua. 

Program GnB Accelerator sendiri merupakan program akselerasi kerjasama antara Fenox VC dan Infocom Corporation. 

Program yang berjalan selama tiga bulan ini menawarkan mentorship (bimbingan), support (dukungan), training (pelatihan), dan funding (pendanaan). (*)